Alasan kamu gak mau pake jilbab
Apakah kamu termasuk salah satu dari penganut ini?
Inilah 10 daftar tertinggi alasan seorang muslimah enggan memakai jilbab, yaitu:
1. Jilbab tidak menarik.
Jawabnya seorang wanita muslimah harus sudi menerima kebenaran agama Islam, dan tidak mempermasalahkan senang atau tidak senang. Sebab rasa senangnya itu diukur dengan barometer hawa nafsu yang menguasai dirinya.
2. Takut durhaka kepada orang tuanya yang melarangnya berpakaian jilbab.
Jawabnya adalah Rasulullah SAW telah mengatakan agar tidak mematuhi seorang makhluk dalam durhaka kepada-Nya.
3. Tidak bisa membeli pakaian yang banyak memerlukan kain.
Jawabannya, orang yang mengatakan alasan seperti itu adalah karena (pertama) ia benar-benar sangat miskin sehingga tidak mampu membeli pakaian Islami. Atau (kedua) karena dia Cuma alasan saja, sebab ia lebih menyukai pakaian yang bugil sehingga tampak lekuk tubuhnya atau paha mulusnya bisa kelihatan orang.
4. Karena merasa gerah dan panas.
Jawabannya, wanita muslimah di Arab yang udaranya lebih panas saja mampu mengenakan pakaian Islami, mengapa di negara lainnya tidak? Dan orang yang merasa gerah dan panas mengenakan pakaian Islami, mereka tidak menyadari tentang panasnya api neraka bagi orang yang membuka aurat. Syetan telah telah menggelincirkan, sehingga mereka terasa bebas dari panasnya dunia, tetapi mengantarkannya kepada panas api neraka.
5. Takut tidak istiqamah.
Mereka melihat contoh wanita muslimah yang kurang baik ‘Buat apa mengenakan jilbab sementara, Cuma pertama saja rajin, nanti juga dilepas’. Jawabannya adalah mereka mengambil sample (contoh) yang tidak cocok, bukan wanita yang ideal (yang istiqamah) menjalankannya. Ia mengatakan hanya untuk menyelamatkan dirinya. Dan ia tidak mau mengenakan jilbab karena takut tidak istiqamah. Kalau saja semua orang berfikir demikian, tentunya mereka akan meninggalkan agama secara keseluruhan. Orang tidak akan shalat sama sekali karena takut tidak istiqamah, begitu pula puasa dan ibadah lainnya.
6. Takut tidak laku kawin, jadi selama ia belum menikah, maka ia tidak mengenakan jilbab.
Jawabannya, adalah ucapan itu sebenarnya tidak sebenarnya. Justru berakibat buruk pada dirinya sendiri. Sesungguhnya perkawinan adalah nikmat dari Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki. Sebagian besar orang audah meyakini bahwa jodoh di tangan Tuhan. Betapa banyak gadis yang berjlbab dan menutup aurat dalam berbusana tetapi lebih cepat mendapatkan jodoh dibandingkan mereka yang berpakaian seksi. Karena wanita yang menyukai pakaian seksi akan dijadikan permainan bagi laki-laki iseng.
Gadis-gadis berpakaian seksi dipandang sebagai gadis murahan. Sesungguhnya suami-suami yang menyukai wanita-wanita yang berpakaian ‘berani’, setengah bugil atau beneran, membuka aurat dan bermaksiat kepada Allah adalah bukan tipe suami yang baik, yang shalih dan berjiwa besar. Ia tidak punya rasa cemburu sama sekali terhadap larangan-larangan Allah dan tidak dapat memberikan pertolongan kepada isterinya kelak. Jadi jika wanita yang menyukai pakaian seksi atau melepaskan jilbab dengan tujuan mendapatkan jodoh yang baik, maka hal itu sungguh merupakan suatu kebodohan.
7. Menampakkan anugerah tubuh yang indah atau ingin menghargai kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya.
Jawabnya menghargai atau bersyukur itu dengan porsi yang benar. Bersyukur itu dengan mengahrgai perintah-Nya, yakni menjaga aurat, bukan dengan mengobralnya.
8. Belum mendapat hidayah, jilbab itu ibadah. Jika Allah memberi hidayah, pasti kami akan mengenakannya.
Jawabnya, Allah menciptakan segala sesuatu itu ada sebab-sebabnya. Misalnya orang yang sakit jika ingin sembuh hendaknya menempuh sebab-sebab bagi kesembuhannya. Adapun sebab yang harus ditempuh adalah berikhtiar dan berobat. Sebab orang kenyang karena makan, dsb. Maka demikian pula orang yang ingin mendapatkan hidayah itu harus menempuh sebab-sebab datangnya hidayah yakni dengan mematuhi perintah-Nya mengenakan jilbab.
9. Belum waktunya.
Sebagian ada yang berkata bahwa mengenakan jilbab itu harus tepat waktunya, misalnya karena masih anak-anak atau masih remaja. Ada yang akan mengenakannya jika sudah tua. Atau jika sudah menunaikan ibadah haji. Jawabnya adalah alasan mengulur-ulur waktu itu hanyalah sebagai sekedar dalil pembenaran saja. Itu sama artinya dengan orang yang menunda-nunda shalat, menunggu sampai ia berusia tua. Apakah kita tahu kapan kita akan meninggal dunia? Sedangkan mati itu tidak mengenal usia, tua maupun muda.
10. Tidak mau dianggap sebagai orang yang mengikuti golongan tertentu. Jawabannya, bahwa anggapan ini karena dangkalnya pemahaman terhadap Islam atau karena dibuat-buat untuk menutupi diri agar tidak dituduh melanggar syari’at. Sesungguhnya di dalam Islam itu hanya ada dua golongan, yaitu golongan Hizbullah, golongan yang senantiasa menaati perintah Allah dan golongan Hizbus Syaithan, yakni golongan yang melanggar perintah Allah
sumber:http://seventine.wordpress.com/2010/03/21/10-alasan-wanita-enggan-memakai-jilbab/
TAGS :
islam
Apa itu Jilbab? dan Mengapa?
Yakni pakaian yang dapat menutup aurat seorang muslimah. Yang mana saya kira semua sudah tahu, yakni mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki kecuali wajah dan telapak tangan. Dengan begitu jelas, kita sebagai umat muslim harus menutup aurat entah dengan apa caranya. Tapi mengapa hanya sedikit di antara kita yang sadar bahwa mengenakan jilbab untuk menutup aurat itu hukumnya WAJIB! Allah telah memerintahkan kepada kita dalam QS. An Nuur: 31, yang artinya:
Katakanlah kepada wanita yang beriman:
“Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya..." Tujuan dari jilbab sendiri adalah menutupi perhiasan wanita. Jadi suatu presepsi yang salah besar, para kaum wanita, dengan disadari ia adalah seorang muslimah mengenakan pakaiannya sebagai perhiasan.
Saling menonjolkan kemewahan, berbangga-bangga dengan pakaian yang ia kenakan.
Mengapa harus berjilbab?
·Suatu perintah dari Allah dan Rasul-Nya
·Sebagai bukti taat seorang muslimah kepada Allah dan rasul
·Lambang rasa malu untuk mengumbar nafsu. Sesungguhnya Alklah Maha Pemalu dan menyukai rasa malu. Dan Allah Maha Tertutup dan mencintai seorang hamba yang menutup aurat.
·Jilbab suatu kehormatan. Allah saja menghormati perhiasan kita dengan memerintahkan untuk menutup aurat, baik ketika hidupmaupun mati. Mengapa kita tidak?
·Seorang muslimah berjilbab akan terlindungi gdari gangguan-gangguan orang fasik
·Lambang kesucian. Baik bagi yang mengenakan maupun yang melihatnya.
Jilbab bukanlah sekedar kain usam yang menutupi indahanya mahkota wanita. Bukan juga alat penghalang kecantikan seorang wanita. Tapi, jilbab adalah suatu kemulyaan Allah yang diberikan kepada kita untuk membentangkan jalan menuju Ridlo-Nya.
Ingatlah, selama kita mengenkan jilbab, kita terhitung:
· Mendapat pahala karena mau mendengar dan taat pada perintah Allah dan Rasul
· Beribadah dengan mendekatakan diri pada Allah
· Allah menyukai jilbab, dan semoga kita menjadi hamba yang disukai-Nya
· Pahala sabar dalam menaati Allah, meninggalkan maksiat, menghadapi ejekan-ejekan, bahkan sabar atas panasnya cuaca.
· Pahala membela agama Allah
· Pahala meneladani wanita-wanita shalihah dan menyerupakan diri seperti mereka.
· Pahala menjaga kesucian diri
Manfaat Berjilbab
Buat temen2 muslimah kayaknya kudu baca nih…
1.Rambut Muslimah yang erjilbab terlindung dari sengatan panas matahari dan terlindung dari debu serta polusi, sehingga ketika jilbabnya dibuka, rambutnya tampak selalu bersinar. Rambut indahnya hanya diperlihatkan untuk orang-orang yang berhak melihatnya.
2.Terjaga dari pandangan pria nakal. Muslimah yang berjilbab tidak mengumbar tubuhnya, kecuali muka dan telapak tangan. Oleh karena itu, pria pun terbatas memandangnya.
3.Pria segan menggoda apalagi melecehkan. Biasanya, pria segan mendekati apalagi menggoda wanita berjilbab, kecuali kalau peluang itu diciptakan oleh wanita itu sendiri.
4.Termotivasi untuk terus menuntut ilmu dan mengamalkannya. Muslimah yang berjilbab merasa dirinya menjadi alat ukur kebaikan dan kesuksesan. Tuntutan ini sangat bagus karena memacu dirinya untuk senantiasa berlomba meraih prestasi, kebaikan, dan sekuat mungkin menghindari kesalahan-kesalahan yang dapat mencemarkan nama baik Islam oleh perbuatan dosa dan tercela.
5.Terjaga kehormatannya. Wanita berjilbab akan selalu menjaga kehormatannya seiring dengan ilmu yang dimilikinya karena mereka mengetahui dan dapat membedakan perilaku yang harus dilakukan dengan perilaku yang harus dihindari. Wanita berjilbab dan berilmu merasa selalu diawasi Allah dari segala kemaksiatan.
Terjaga dari polusi. Berjilbab berarti menutup aurat. Kain penutup yang menutupi bagian tubuh wanita menghalangi kotoran dan polusi udara.
sumber : http://www.mardhauniq.com
TAGS :
islam
i love u mak
hari ini hari yang membuat dunia ku seakan runtuh begitu mendengar suara mama disdebrang sana dengan nada marah.
memeng sih tanpa ku tau belakangan ini mama sering marah2 g jelas sama ku,ya mungkin faktor bulan tua (baca : ayah ku belum gajian :( :D )
tapi knpa gitu hari ini aku yang habis2 yang dimarahain..
ma,,
“sumpah demi tuhan dan diriku sendiri aku stay dirumah ika bukan knpa2.Bukan pula aku melala atau kelucuran,tadi aku mau belajar.
tapi begigtu dengar mama marah2 mana bisa aku konsen belajar tuk menempuh ujian esok
tadi tuh hapena dikamar
sednagkan aku menonton druang tengah jadi g kedengaran,”
sudah ku bilang denagn lemah lembut agar emosiku tak menjuat tak pula meninggi sehingga dosaku padamu.
tapi tampakna amarah sudah menjadi dihatinya
aku hanya diam beribu bahasa sambil berdoa “tuhan jauhakan sifat amarah dari mama ku krna sejatinya marah itu sifat setan” amin
ma,disini aku berjuang
berjuang tuk menjadi anak gadis yang kau banggakan
tak kan pernah aku mengecewakan dan membuatmu mu marah
maafin kakak uia ma jika tadi kakak wat mama kesal dan marah
sunggu terlintas pun tidak dibenak ku ma
ur my world in my life
for people u are nothing
but for me u r everything
i love u always ma
seperti bualn yang setia pada bintang seperti itu aku
cinta ku padamu melebihi apapun
kan kubuta kau bahagia
kan ku lakukan papun untuk buatmu tersenyum
kan ku beri apa yg kaku pinta dan inginkan
meski terkadang bertentangan dg sifat dan mauku
tapi aku mengalah demi mu ma
aku mencintaimu
TAGS :
C U R H A T K U,
curhatku,
puisi,
Untitle
Pacaran Berkedok Ta'aruf Makin Marak di Dunia Maya
BELAKANGAN ini ta’aruf mengalami penyempitan makna. Bahkan dalam praktiknya, banyak yang mengidentikkan ta’aruf dengan pacaran. Salah satu penyebabnya adalah maraknya ta’aruf yang dilakukan oleh para ikhwan maupun akhwat di dunia maya. Padahal, sejatinya yang mereka lakukan itu adalah pacaran berkedok ta’aruf, karena dalam aksinya, tiada lagi hijab dalam interaksi bagi akhwat dan ikhwan bukan mahram, seakan bebas landas, curhat di jejaring sosial facebook, hujat-hujatan. Itulah pacaran terselubung dengan membawa topeng ta’aruf.
Ikhwan-ikhwan yang menggunakan profil islami tak pernah kehabisan ide dalam melegalkan pacaran. Jika orang-orang yang tidak membawa agama berani terang-terangan mengatakan pacaran, tapi tidak dengan pemuda pemudi yang berciri khas agama, mereka berpacaran dengan embel-embel ta’aruf.
Entah apa yang ada di benak mereka, apakah ta’aruf dipahami sesuai syariat atau sengaja menyelewengkan dari makna yang sebenarnya, banyak ikhwan dengan mudahnya mengatakan ingin ta’aruf dengan akhwat yang diincarnya melalui dunia maya tanpa perantara pihak ketiga.
Komentar-komentar di jejaring sosial sudah sulit lagi dipilah, mana yang untuk umum mana yang harusnya dijadikan rahasia dirinya dengan Allah, facebook menjadi keranjang sampah juga menjadi diary bagi sebagian orang. Akhwat dan ikhwan berpacaran pun sudah mulai berani membuat status in relationship dengan pasangan yang disebutnya sedang ta’aruf.
... Komentar-komentar di jejaring sosial sudah sulit lagi dipilah, mana yang pacaran dan mana yang ta’aruf. Belum ada ikatan apapun mereka sudah berani memanggil umi-abi...
Tak sedikit juga ikhwan genit dan akhwat ganjen saling memberi perhatian di tempat umum. “Sudah shalatkah ukhti? Jangan telat makan ya..” tulis sang ikhwan. Sang akhwat pun tak mau kalah, membalasnya dengan kata-kata senada, “Syukron ya akhi atas perhatiannya, semangat belajar ya.”
Ada pula komentar yang lebih liar, “Eh iya ukhti kelihatan anggun dengan jilbab itu, hehehehe.” Maka si akhwat balik menjawab, “Ah, akhi nih bisa aja, ntar ana GR nih, heeeeee…” Masya Allah, itukah yang disebut ta’aruf?
Dulu penulis banyak menemukan pencerahan di dunia maya dengan banyak berteman, namun jadi ilfil (ilang feeling) setelah mengetahui sepak terjang beberapa ikhwan akhwat, teriaknya agama, tapi murah terhadap lawan jenis, menebar simpati dan basa-basi.
Mereka memakai kedok ta’aruf untuk melegalkan pacaran. Belum ada ikatan apapun sudah berani memanggil “umi-abi” atau “abang-adik.” Tak sedikit pula ditemui akhwat berjilbab lebar yang masih membudidayakan pacaran. Tanpa malu-malu lagi. Apakah semua itu dilakukan karena ketidaktahuan akhwat tentang bagaimana Islam mengatur pergaulan dengan lawan jenis? Wallahu a’lam. Yang pasti ada juga yang biasa berkomentar pacaran haram, tapi dirinya masih juga berpacaran, namun memakai kedok ta’aruf. Padahal praktiknya sami mawon.
...akhwat jangan mudah terpedaya pada ikhwan di dunia maya yang belum diketahui secara jelas identitasnya...
Hendaknya benar-benar lurus memahami kata ta’aruf seperti yang diajarkan oleh Nabi kita, jangan sampai menjadikan ta’aruf untuk menghancurkan keagungan Islam. Telah jelas dalam Islam, bagaimana hendaknya kita menjaga diri kita agar tidak terjatuh pada perkara-perkara yang membuat Allah murka. Jangan memakai istilah ta’aruf jika hanya sebatas ingin menjadi uji coba bermain hati.
Hati akhwat biasanya lembut dan mudah tersentuh, korban yang pertama akan merasakan terluka oleh ta’aruf coba-coba tadi tentunya para akhwat. Begitu juga para akhwat, jangan mudah terpedaya pada ikhwan dunia maya yang belum diketahui secara jelas identitasnya. Apa yang ditampilkan dalam dunia maya, profil, kata-kata, tidak dapat dijadikan tolak ukur untuk menilai karakter yang sesungguhnya, juga tidak dapat cukup untuk menggambarkan pribadinya secara utuh, tetap waspada.
sumber : [Yuli Anna Pendamba Surga/voa-islam.com]
TAGS :
cinta,
friendship,
islam
Keutamaan Sifat Istri Sholeha
pa yang sering diangankan oleh kebanyakan laki-laki tentang wanita yang bakal menjadi pendamping hidupnya? Cantik, kaya, punya kedudukan, karir bagus, dan baik pada suami. Inilah keinginan yang banyak muncul. Sebuah keinginan yang lebih tepat disebut angan-angan, karena jarang ada wanita yang memiliki sifat demikian. Kebanyakan laki-laki lebih memperhatikan penampilan dzahir, sementara unsur akhlak dari wanita tersebut kurang diperhatikan. Padahal akhlak dari pasangan hidupnya itulah yang akan banyak berpengaruh terhadap kebahagiaan rumah tangganya.
Seorang muslim yang shalih, ketika membangun mahligai rumah tangga maka yang menjadi dambaan dan cita-citanya adalah agar kehidupan rumah tangganya kelak berjalan dengan baik, dipenuhi mawaddah wa rahmah, sarat dengan kebahagiaan, adanya saling ta‘awun (tolong menolong), saling memahami dan saling mengerti. Dia juga mendamba memiliki istri yang pandai memposisikan diri untuk menjadi naungan ketenangan bagi suami dan tempat beristirahat dari ruwetnya kehidupan di luar. Ia berharap dari rumah tangga itu kelak akan lahir anak turunannya yang shalih yang menjadi qurratu a‘yun (penyejuk mata) baginya.
Demikian harapan demi harapan dirajutnya sambil meminta kepada Ar-Rabbul A‘la (Allah Yang Maha Tinggi) agar dimudahkan segala urusannya.
Namun tentunya apa yang menjadi dambaan seorang muslim ini tidak akan terwujud dengan baik terkecuali bila wanita yang dipilihnya untuk menemani hidupnya adalah wanita shalihah. Karena hanya wanita shalihah yang dapat menjadi teman hidup yang sebenarnya dalam suka maupun lara, yang akan membantu dan mendorong suaminya untuk taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hanya dalam diri wanita shalihah tertanam aqidah tauhid, akhlak yang mulia dan budi pekerti yang luhur. Dia akan berupaya ta‘awun dengan suaminya untuk menjadikan rumah tangganya bangunan yang kuat lagi kokoh guna menyiapkan generasi Islam yang diridhai Ar-Rahman.
Sebaliknya, bila yang dipilih sebagai pendamping hidup adalah wanita yang tidak terdidik dalam agama[1] dan tidak berpegang dengan agama, maka dia akan menjadi duri dalam daging dan musuh dalam selimut bagi sang suami. Akibatnya rumah tangga selalu sarat dengan keruwetan, keributan, dan perselisihan. Istri seperti inilah yang sering dikeluhkan oleh para suami, sampai-sampai ada di antara mereka yang berkata: “Aku telah berbuat baik kepadanya dan memenuhi semua haknya namun ia selalu menyakitiku.”
Duhai kiranya wanita itu tahu betapa besar hak suaminya, duhai kiranya dia tahu akibat yang akan diperoleh dengan menyakiti dan melukai hati suaminya….! Namun dari mana pengetahuan dan kesadaran itu akan didapatkan bila dia jauh dari pengajaran dan bimbingan agamanya yang haq? Wallahu Al-Musta‘an.
Keutamaan wanita shalihah
Abdullah bin Amr radhiallahu ‘anhuma meriwayatkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
الدُّنْيَا مَتاَعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan[2] dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim no. 1467)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Umar ibnul Khaththab radhiallahu ‘anhu:
أَلاَ أُخْبِرَكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ، اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهَ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهَ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهَ
“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya[3], bila diperintah[4] akan mentaatinya[5], dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)
Berkata Al-Qadhi ‘Iyyadh rahimahullah: “Tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan kepada para sahabatnya bahwa tidak berdosa mereka mengumpulkan harta selama mereka menunaikan zakatnya, beliau memandang perlunya memberi kabar gembira kepada mereka dengan menganjurkan mereka kepada apa yang lebih baik dan lebih kekal yaitu istri yang shalihah yang cantik (lahir batinnya) karena ia akan selalu bersamamu menemanimu. Bila engkau pandang menyenangkanmu, ia tunaikan kebutuhanmu bila engkau membutuhkannya. Engkau dapat bermusyawarah dengannya dalam perkara yang dapat membantumu dan ia akan menjaga rahasiamu. Engkau dapat meminta bantuannya dalam keperluan-keperluanmu, ia mentaati perintahmu dan bila engkau meninggalkannya ia akan menjaga hartamu dan memelihara/mengasuh anak-anakmu.” (‘Aunul Ma‘bud, 5/57)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah pula bersabda:
أَرْبَعٌ مِنَ السَّعَادَةِ: اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، وَالْمَسْكَنُ الْوَاسِعُ، وَالْجَارُ الصَّالِحُ، وَالْمَرْكَبُ الْهَنِيُّ. وَأَرْبَعٌ مِنَ الشّقَاءِ: الْجَارُ السّوءُ، وَاَلْمَرْأَةُ السُّوءُ، وَالْمَركَبُ السُّوءُ، وَالْمَسْكَنُ الضَّيِّقُ.
“Empat perkara termasuk dari kebahagiaan, yaitu wanita (istri) yang shalihah, tempat tinggal yang luas/ lapang, tetangga yang shalih, dan tunggangan (kendaraan) yang nyaman. Dan empat perkara yang merupakan kesengsaraan yaitu tetangga yang jelek, istri yang jelek (tidak shalihah), kendaraan yang tidak nyaman, dan tempat tinggal yang sempit.” (HR. Ibnu Hibban dalam Al-Mawarid hal. 302, dishahihkan Asy-Syaikh Muqbil dalam Al-Jami’ush Shahih, 3/57 dan Asy-Syaikh Al Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 282)
Ketika Umar ibnul Khaththab radhiallahu ‘anhu bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah, harta apakah yang sebaiknya kita miliki?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
لِيَتَّخِذْ أَحَدُكُمْ قَلْبًا شَاكِرًا وَلِسَاناً ذَاكِرًا وَزَوْجَةً مُؤْمِنَةً تُعِيْنُ أَحَدَكُمْ عَلَى أَمْرِ الآخِرَةِ
“Hendaklah salah seorang dari kalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang senantiasa berdzikir dan istri mukminah yang akan menolongmu dalam perkara akhirat.” (HR. Ibnu Majah no. 1856, dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahih Ibnu Majah no. 1505)
Cukuplah kemuliaan dan keutamaan bagi wanita shalihah dengan anjuran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bagi lelaki yang ingin menikah untuk mengutamakannya dari yang selainnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ ِلأََرْبَعٍ: لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا. فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
“Wanita itu dinikahi karena empat perkara yaitu karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang punya agama, engkau akan beruntung.” (HR. Al-Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 1466)
Empat hal tersebut merupakan faktor penyebab dipersuntingnya seorang wanita dan ini merupakan pengabaran berdasarkan kenyataan yang biasa terjadi di tengah manusia, bukan suatu perintah untuk mengumpulkan perkara-perkara tersebut, demikian kata Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah. Namun dzahir hadits ini menunjukkan boleh menikahi wanita karena salah satu dari empat perkara tersebut, akan tetapi memilih wanita karena agamanya lebih utama. (Fathul Bari, 9/164)
Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “(فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ), maknanya: yang sepatutnya bagi seorang yang beragama dan memiliki muruah (adab) untuk menjadikan agama sebagai petunjuk pandangannya dalam segala sesuatu terlebih lagi dalam suatu perkara yang akan tinggal lama bersamanya (istri). Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mendapatkan seorang wanita yang memiliki agama di mana hal ini merupakan puncak keinginannya.” (Fathul Bari, 9/164)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata: “Dalam hadits ini ada anjuran untuk berteman/ bersahabat dengan orang yang memiliki agama dalam segala sesuatu karena ia akan mengambil manfaat dari akhlak mereka (teman yang baik tersebut), berkah mereka, baiknya jalan mereka, dan aman dari mendapatkan kerusakan mereka.” (Syarah Shahih Muslim, 10/52)
Sifat-sifat Istri Shalihah
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ
“Wanita (istri) shalihah adalah yang taat lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah memelihara mereka.” (An-Nisa: 34)
Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan di antara sifat wanita shalihah adalah taat kepada Allah dan kepada suaminya dalam perkara yang ma‘ruf[6] lagi memelihara dirinya ketika suaminya tidak berada di sampingnya.
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa‘di rahimahullah berkata: “Tugas seorang istri adalah menunaikan ketaatan kepada Rabbnya dan taat kepada suaminya, karena itulah Allah berfirman: “Wanita shalihah adalah yang taat,” yakni taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada.” Yakni taat kepada suami mereka bahkan ketika suaminya tidak ada (sedang bepergian, pen.), dia menjaga suaminya dengan menjaga dirinya dan harta suaminya.” (Taisir Al-Karimir Rahman, hal.177)
Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadapi permasalahan dengan istri-istrinya sampai beliau bersumpah tidak akan mencampuri mereka selama sebulan, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan kepada Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
عَسَى رَبُّهُ إِنْ طَلَّقَكُنَّ أَنْ يُبْدِلَهُ أَزْوَاجًا خَيْرًا مِنْكُنَّ مُسْلِمَاتٍ مُؤْمِنَاتٍ قَانِتَاتٍ تآئِبَاتٍ عَابِدَاتٍ سآئِحَاتٍ ثَيِّبَاتٍ وَأَبْكَارًا
“Jika sampai Nabi menceraikan kalian[7], mudah-mudahan Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik daripada kalian, muslimat, mukminat, qanitat, taibat, ‘abidat, saihat dari kalangan janda ataupun gadis.” (At-Tahrim: 5)
Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan beberapa sifat istri yang shalihah yaitu:
a. Muslimat: wanita-wanita yang ikhlas (kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala), tunduk kepada perintah Allah ta‘ala dan perintah Rasul-Nya.
b. Mukminat: wanita-wanita yang membenarkan perintah dan larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala
c. Qanitat: wanita-wanita yang taat
d. Taibat: wanita-wanita yang selalu bertaubat dari dosa-dosa mereka, selalu kembali kepada perintah (perkara yang ditetapkan) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam walaupun harus meninggalkan apa yang disenangi oleh hawa nafsu mereka.
e. ‘Abidat: wanita-wanita yang banyak melakukan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala (dengan mentauhidkannya karena semua yang dimaksud dengan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an adalah tauhid, kata Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma).
f. Saihat: wanita-wanita yang berpuasa. (Al-Jami‘ li Ahkamil Qur’an, 18/126-127, Tafsir Ibnu Katsir, 8/132)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan:
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا، قِيْلَ لَهَا: ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau sukai.” (HR. Ahmad 1/191, dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami’ no. 660, 661)
Dari dalil-dalil yang telah disebutkan di atas, dapatlah kita simpulkan bahwa sifat istri yang shalihah adalah sebagai berikut:
1. Mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan mempersembahkan ibadah hanya kepada-Nya tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.
2. Tunduk kepada perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, terus menerus dalam ketaatan kepada-Nya dengan banyak melakukan ibadah seperti shalat, puasa, bersedekah, dan selainnya. Membenarkan segala perintah dan larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
3. Menjauhi segala perkara yang dilarang dan menjauhi sifat-sifat yang rendah.
4. Selalu kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bertaubat kepada-Nya sehingga lisannya senantiasa dipenuhi istighfar dan dzikir kepada-Nya. Sebaliknya ia jauh dari perkataan yang laghwi, tidak bermanfaat dan membawa dosa seperti dusta, ghibah, namimah, dan lainnya.
5. Menaati suami dalam perkara kebaikan bukan dalam bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan melaksanakan hak-hak suami sebaik-baiknya.
6. Menjaga dirinya ketika suami tidak berada di sisinya. Ia menjaga kehormatannya dari tangan yang hendak menyentuh, dari mata yang hendak melihat, atau dari telinga yang hendak mendengar. Demikian juga menjaga anak-anak, rumah, dan harta suaminya.
Sifat istri shalihah lainnya bisa kita rinci berikut ini berdasarkan dalil-dalil yang disebutkan setelahnya:
1. Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ اَلْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ الْعَؤُوْدُ عَلَى زَوْجِهَا، الَّتِى إِذَا غَضِبَ جَاءَتْ حَتَّى تَضَعَ يَدَهَا فِي يَدِ زَوْجِهَا، وَتَقُوْلُ: لاَ أَذُوقُ غَضْمًا حَتَّى تَرْضَى
“Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287)
2. Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan minumnya, tempat tidur, pakaian, dan yang semacamnya.
3. Menjaga rahasia-rahasia suami, lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara dia dan suaminya. Asma’ bintu Yazid radhiallahu ‘anha menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?” Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab: “Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami).” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَلاَ تَفْعَلُوا، فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِثْلُ الشَّيْطَانِ لَقِيَ شَيْطَانَةً فِي طَرِيْقٍ فَغَشِيَهَا وَالنَّاسُ يَنْظُرُوْنَ
“Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya.” (HR. Ahmad 6/456, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Adabuz Zafaf (hal. 63) menyatakan ada syawahid (pendukung) yang menjadikan hadits ini shahih atau paling sedikit hasan)
4. Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَلاَ أُخْبِرَكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ، اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهَ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهَ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهَ
“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya”. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)
5. Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/ safar), ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta‘ (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُومَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ بِإِذْنِهِ
“Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya”. (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)
6. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda:
لاَ يَنْظُرُ اللهُ إِلَى امْرَأَةٍ لاَ تَشْكُرُ لِزَوْجِهَا وَهِيَ لاَ تَسْتَغْنِي عَنْهُ
“Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur kepada suaminya padahal dia membutuhkannya.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 289)
7. Bersegera memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa alasan yang syar‘i, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya, karena ia tahu dan takut terhadap berita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِنْ رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَتَأْبَى عَلَيْهِ إِلاَّ كَانَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ سَاخِطًا عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْهَا
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim no.1436)
إِذَا بَاتَتِ الْمَرْأَةُ مُهَاجِرَةً فِرَاشَ زَوْجِهَا لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تَرْجِعَ
“Apabila seorang istri bermalam dalam keadaan meninggalkan tempat tidur suaminya, niscaya para malaikat melaknatnya sampai ia kembali (ke suaminya).” (HR. Al-Bukhari no. 5194 dan Muslim no. 1436)
Demikian yang dapat kami sebutkan dari keutamaan dan sifat-sifat istri shalihah, mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi taufik kepada kita agar dapat menjadi wanita yang shalihah, amin.
***
Foot note:
[1] Atau ia belajar agama namun tidak mengamalkannya
[2] Tempat untuk bersenang-senang (Syarah Sunan An-Nasai oleh Al-Imam As-Sindi rahimahullah, 6/69)
[3] Karena keindahan dan kecantikannya secara dzahir atau karena bagusnya akhlaknya secara batin atau karena dia senantiasa menyibukkan dirinya untuk taat dan bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala (Ta‘liq Sunan Ibnu Majah, Muhammad Fuad Abdul Baqi, Kitabun Nikah, bab Afdhalun Nisa, 1/596, ‘Aunul Ma‘bud, 5/56)
[4] Dengan perkara syar‘i atau perkara biasa (‘Aunul Ma‘bud, 5/56)
[5] Mengerjakan apa yang diperintahkan dan melayaninya (‘Aunul Ma‘bud, 5/56)
[6] Bukan dalam bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Al-Khaliq.
[7] Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Mengetahui bahwasanya Nabi-Nya tidak akan menceraikan istri-istrinya (ummahatul mukminin), akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan kepada ummahatul mukminin tentang kekuasaan-Nya, bila sampai Nabi menceraikan mereka, Dia akan menggantikan untuk beliau istri-istri yang lebih baik daripada mereka dalam rangka menakuti-nakuti mereka. Ini merupakan pengabaran tentang qudrah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan ancaman untuk menakut-nakuti istri-istri Nabi , bukan berarti ada orang yang lebih baik daripada shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam (Al-Jami‘ li Ahkamil Qur’an, 18/126) dan bukan berarti istri-istri beliau tidak baik bahkan mereka adalah sebaik-baik wanita. Al-Qurthubi rahimahullah berkata: “Permasalahan ini dibawa kepada pendapat yang mengatakan bahwa penggantian istri dalam ayat ini merupakan janji dari Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam, seandainya beliau menceraikan mereka di dunia Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menikahkan beliau di akhirat dengan wanita-wanita yang lebih baik daripada mereka.” (Al-Jami‘ li Ahkamil Qur’an, 18/127)
Sumber: http://salafiyunpad.wordpress.com/2007/09/15/keutamaan-sifat-sifat-istri-shalihah/
Semoga bermanfaat .....
Wassalam ..
nurkhanifah Rizky
Cinta dan Mencintai Krna ALLAh
Di kutip Ulang dari Hati Bening
Definisi Cinta
Imam Ibnu Qayyim mengatakan, “Tidak ada batasan cinta yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri; memba-tasinya justru hanya akan menambah kabur dan kering maknanya. Maka ba-tasan dan penjelasan cinta tersebut tidak bisa dilukiskan hakikatnya secara jelas, kecuali dengan kata cinta itu sendiri.
Kebanyakan orang hanya membe-rikan penjelasan dalam hal sebab-musabab, konsekuensi, tanda-tanda, penguat-penguat dan buah dari cinta serta hukum-hukumnya. Maka batasan dan gambaran cinta yang mereka berikan berputar pada enam hal di atas walaupun masing-masing berbeda dalam pendefinisiannya, tergantung kepada pengetahuan,kedudukan, keadaan dan penguasaannya terhadap masalah ini. (Madarijus-Salikin 3/11)
Beberapa definisi cinta:
* Kecenderungan seluruh hati yang terus-menerus (kepada yang dicintai).
* Kesediaan hati menerima segala keinginan orang yang dicintainya.
* Kecenderungan sepenuh hati untuk lebih mengutamakan dia daripada diri dan harta sendiri, seia sekata dengannya baik dengan sembunyi-sebunyi maupun terang-terangan, kemudian merasa bahwa kecintaan tersebut masih kurang.
* Mengembaranya hati karena mencari yang dicintai sementara lisan senantiasa menyebut-nyebut namanya.
* Menyibukkan diri untuk mengenang yang dicintainya dan menghinakan diri kepadanya.
PEMBAGIAN CINTA
* Cinta ibadah
Ialah kecintaan yang menyebabkan timbulnya perasaan hina kepadaNya dan mengagungkanNya serta bersema-ngatnya hati untuk menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala larangaNya.
Cinta yang demikian merupakan pokok keimanan dan tauhid yang pelakunya akan mendapatkan keutamaan-keutamaan yang tidak terhingga.
Jika ini semua diberikan kepada selain Allah maka dia terjerumus ke dalam cinta yang bermakna syirik, yaitu menyekutukan Allah dalam hal cinta.
* Cinta karena Allah
Seperti mencintai sesuatu yang dicintai Allah, baik berupa tempat tertentu, waktu tertentu, orang tertentu, amal perbuatan, ucapan dan yang semisalnya. Cinta yang demikian termasuk cinta dalam rangka mencintai Allah.
* Cinta yang sesuai dengan tabi’at (manusiawi),
yang termasuk ke dalam cintai jenis ini ialah:
o Kasih-sayang, seperti kasih-sayangnya orang tua kepada anaknya dan sayangnya orang kepada fakir-miskin atau orang sakit.
o Cinta yang bermakna segan dan hormat, namun tidak termasuk dalam jenis ibadah, seperti kecintaan seorang anak kepada orang tuanya, murid kepada pengajarnya atau syaikhnya, dan yang semisalnya.
o Kecintaan (kesenangan) manusia kepada kebutuhan sehari-hari yang akan membahayakan dirinya kalau tidak dipenuhi, seperti kesenangannya kepada makanan, minuman, nikah, pakaian, persaudaraan serta persahabatan dan yang semisalnya.
Cinta-cinta yang demikian termasuk dalam kategori cinta yang manusiawi yang diperbolehkan. Jika kecintaanya tersebut membantunya untuk mencintai dan mentaati Allah maka kecintaan tersebut termasuk ketaatan kepada Allah, demikian pula sebaliknya.
KEUTAMAAN MENCINTAI ALLAH
* Merupakan Pokok dan inti tauhid
Berkata Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al-Sa’dy, “Pokok tauhid dan inti-sarinya ialah ikhlas dan cinta kepada Allah semata. Dan itu merupakan pokok dalam peng- ilah-an dan penyembahan bahkan merupakan hakikat ibadah yang tidak akan sempurna tauhid seseorang kecuali dengan menyempurnakan kecintaan kepada Rabb-nya dan menye-rahkan seluruh unsur-unsur kecintaan kepada-Nya sehingga ia berhukum hanya kepada Allah dengan menjadikan kecintaan kepada hamba mengikuti kecintaan kepada Allah yang dengannya seorang hamba akan mendapatkan kebahagiaan dan ketenteraman. (Al-Qaulus Sadid,hal 110)
* Merupakan kebutuhan yang sangat besar melebihi makan, minum, nikah dan sebagainya.
Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah berkata: “Didalam hati manusia ada rasa cinta terhadap sesuatu yang ia sembah dan ia ibadahi ,ini merupakan tonggak untuk tegak dan kokohnya hati seseorang serta baiknya jiwa mereka. Sebagaimana pula mereka juga memiliki rasa cinta terhadap apa yang ia makan, minum, menikah dan lain-lain yang dengan semua ini kehidupan menjadi baik dan lengkap.Dan kebutuhan manusia kepada penuhanan lebih besar daripada kebutuhan akan makan, karena jika manusia tidak makan maka hanya akan merusak jasmaninya, tetapi jika tidak mentuhankan sesuatu maka akan merusak jiwa/ruhnya. (Jami’ Ar-Rasail Ibnu Taymiyah 2/230)
* Sebagai hiburan ketika tertimpa musibah
Berkata Ibn Qayyim, “Sesungguh-nya orang yang mencintai sesuatu akan mendapatkan lezatnya cinta manakala yang ia cintai itu bisa membuat lupa dari musibah yang menimpanya. Ia tidak merasa bahwa itu semua adalah musibah, walau kebanyakan orang merasakannya sebagai musibah. Bahkan semakin menguatlah kecintaan itu sehingga ia semakin menikmati dan meresapi musibah yang ditimpakan oleh Dzat yang ia cintai. (Madarijus-Salikin 3/38).
* Menghalangi dari perbuatan maksiat.
Berkata Ibnu Qayyim (ketika menjelaskan tentang cinta kepada Allah): “Bahwa ia merupakan sebab yang paling kuat untuk bisa bersabar sehingga tidak menyelisihi dan bermaksiat kepada-Nya. Karena sesungguhnya seseorang pasti akan mentaati sesuatu yang dicintainya; dan setiap kali bertambah kekuatan cintanya maka itu berkonsekuensi lebih kuat untuk taat kepada-Nya, tidak me-nyelisihi dan bermaksiat kepada-Nya.
Menyelisihi perintah Allah dan bermaksiat kepada-Nya hanyalah bersumber dari hati yang lemah rasa cintanya kepada Allah.Dan ada perbedaan antara orang yang tidak bermaksiat karena takut kepada tuannya dengan yang tidak bermaksiat karena mencintainya.
Sampai pada ucapan beliau, “Maka seorang yang tulus dalam cintanya, ia akan merasa diawasi oleh yang dicintainya yang selalu menyertai hati dan raganya.Dan diantara tanda cinta yang tulus ialah ia merasa terus-menerus kehadiran kekasihnya yang mengawasi perbuatannya. (Thariqul Hijratain, hal 449-450)
* Cinta kepada Allah akan menghilangkan perasaan was-was.
Berkata Ibnu Qayyim, “Antara cinta dan perasaan was-was terdapat perbedaan dan pertentangan yang besar sebagaimana perbedaan antara ingat dan lalai, maka cinta yang menghujam di hati akan menghilangkan keragu-raguan terhadap yang dicintainya.
Dan orang yang tulus cintanya dia akan terbebas dari perasaan was-was karena hatinya tersibukkan dengan kehadiran Dzat yang dicintainya tersebut. Dan tidaklah muncul perasaan was-was kecuali terhadap orang yang lalai dan berpaling dari dzikir kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala , dan tidaklah mungkin cinta kepada Allah bersatu dengan sikap was-was. (Madarijus-Salikin 3/38)
* Merupakan kesempurnaan nikmat dan puncak kesenangan.
Berkata Ibn Qayyim, “Adapun mencintai Rabb Subhannahu wa Ta’ala maka keadaannya tidaklah sama dengan keadaan mencin-tai selain-Nya karena tidak ada yang paling dicintai hati selain Pencipta dan Pengaturnya; Dialah sesembahannya yang diibadahi, Walinya, Rabb-nya, Pengaturnya, Pemberi rizkinya, yang mematikan dan menghidupkannya. Maka dengan mencintai Allah Subhannahu wa Ta’ala akan menenteramkan hati, menghidupkan ruh, kebaikan bagi jiwa menguatkan hati dan menyinari akal dan menyenangkan pandangan, dan menjadi kayalah batin. Maka tidak ada yang lebih nikmat dan lebih segalanya bagi hati yang bersih, bagi ruh yang baik dan bagi akal yang suci daripada mencintai Allah dan rindu untuk bertemu dengan-Nya.
Kalau hati sudah merasakan manisnya cinta kepada Allah maka hal itu tidak akan terkalahkan dengan mencintai dan menyenangi selain-Nya. Dan setiap kali bertambah kecintaannya maka akan bertambah pula pengham-baan, ketundukan dan ketaatan kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dan membebaskan diri dari penghambaan, ketundukan ketaatan kepada selain-Nya.”(Ighatsatul-Lahfan, hal 567)
ORANG-ORANG YANG DICINTAI ALLAH Subhannahu wa Ta’ala
Allah Subhannahu wa Ta’ala mencintai dan dicintai. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman di dalam surat Al-Ma’idah: 54, yang artinya: “Maka Allah akan mendatangkan satu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai Allah.”
Mereka yang dicintai Allah Subhannahu wa Ta’ala :
* Attawabun (orang-orang yang bertau-bat), Al-Mutathahhirun (suka bersuci), Al-Muttaqun (bertaqwa), Al-Muhsinun (suka berbuat baik) Shabirun (bersa-bar), Al-Mutawakkilun (bertawakal ke-pada Allah) Al-Muqsithun (berbuat adil).
* Orang-orang yang berperang di jalan Allah dalam satu barisan seakan-akan mereka satu bangunan yang kokoh.
* Orang yang berkasih-sayang, lembut kepada orang mukmin.
* Orang yang menampakkan izzah/kehormatan diri kaum muslimin di hadapan orang-orang kafir.
* Orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) di jalan Allah.
* Orang yang tidak takut dicela manusia karena beramal dengan sunnah.
* Orang yang berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah sunnah setelah menyelesaikan ibadah wajib.
SEBAB-SEBAB UNTUK MENDAPATKAN CINTA ALLAH Subhannahu wa Ta’ala
* Membaca Al-Qur’an dengan memikir-kan dan memahami maknanya.
* Berusaha mendekatkan diri kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dengan ibadah sunnah setelah menyelesaikan ibadah yang wajib.
* Selalu mengingat Allah Subhannahu wa Ta’ala , baik de-ngan lisan, hati maupun dengan anggota badan dalam setiap keadaan.
* Lebih mengutamakan untuk mencintai Allah Subhannahu wa Ta’ala daripada dirinya ketika hawa nafsunya menguasai dirinya.
* Memahami dan mendalami dengan hati tentang nama dan sifat-sifat Allah.
* Melihat kebaikan dan nikmatNya baik yang lahir maupun yang batin.
* Merasakan kehinaan dan kerendahan hati di hadapan Allah.
* Beribadah kepada Allah pada waktu sepertiga malam terakhir (di saat Allah turun ke langit dunia) untuk bermunajat kepadaNya, membaca Al-Qur’an , merenung dengan hati serta mempelajari adab dalam beribadah di hadapan Allah kemudian ditutup dengan istighfar dan taubat.
* Duduk dengan orang-orang yang memiliki kecintaan yang tulus kepada Allah dari para ulama dan da’i, mendengar-kan dan mengambil nasihat mereka serta tidak berbicara kecuali pembica-raan yang baik.
* Menjauhi/menghilangkan hal-hal yang menghalangi hati dari mengingat Allah Subhannahu wa Ta’ala
(Disadur dari kalimat mutanawwi’ah fi abwab mutafarriqah karya Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd oleh Abu Muhammad/alsofwah).
Definisi Cinta
Imam Ibnu Qayyim mengatakan, “Tidak ada batasan cinta yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri; memba-tasinya justru hanya akan menambah kabur dan kering maknanya. Maka ba-tasan dan penjelasan cinta tersebut tidak bisa dilukiskan hakikatnya secara jelas, kecuali dengan kata cinta itu sendiri.
Kebanyakan orang hanya membe-rikan penjelasan dalam hal sebab-musabab, konsekuensi, tanda-tanda, penguat-penguat dan buah dari cinta serta hukum-hukumnya. Maka batasan dan gambaran cinta yang mereka berikan berputar pada enam hal di atas walaupun masing-masing berbeda dalam pendefinisiannya, tergantung kepada pengetahuan,kedudukan, keadaan dan penguasaannya terhadap masalah ini. (Madarijus-Salikin 3/11)
Beberapa definisi cinta:
* Kecenderungan seluruh hati yang terus-menerus (kepada yang dicintai).
* Kesediaan hati menerima segala keinginan orang yang dicintainya.
* Kecenderungan sepenuh hati untuk lebih mengutamakan dia daripada diri dan harta sendiri, seia sekata dengannya baik dengan sembunyi-sebunyi maupun terang-terangan, kemudian merasa bahwa kecintaan tersebut masih kurang.
* Mengembaranya hati karena mencari yang dicintai sementara lisan senantiasa menyebut-nyebut namanya.
* Menyibukkan diri untuk mengenang yang dicintainya dan menghinakan diri kepadanya.
PEMBAGIAN CINTA
* Cinta ibadah
Ialah kecintaan yang menyebabkan timbulnya perasaan hina kepadaNya dan mengagungkanNya serta bersema-ngatnya hati untuk menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala larangaNya.
Cinta yang demikian merupakan pokok keimanan dan tauhid yang pelakunya akan mendapatkan keutamaan-keutamaan yang tidak terhingga.
Jika ini semua diberikan kepada selain Allah maka dia terjerumus ke dalam cinta yang bermakna syirik, yaitu menyekutukan Allah dalam hal cinta.
* Cinta karena Allah
Seperti mencintai sesuatu yang dicintai Allah, baik berupa tempat tertentu, waktu tertentu, orang tertentu, amal perbuatan, ucapan dan yang semisalnya. Cinta yang demikian termasuk cinta dalam rangka mencintai Allah.
* Cinta yang sesuai dengan tabi’at (manusiawi),
yang termasuk ke dalam cintai jenis ini ialah:
o Kasih-sayang, seperti kasih-sayangnya orang tua kepada anaknya dan sayangnya orang kepada fakir-miskin atau orang sakit.
o Cinta yang bermakna segan dan hormat, namun tidak termasuk dalam jenis ibadah, seperti kecintaan seorang anak kepada orang tuanya, murid kepada pengajarnya atau syaikhnya, dan yang semisalnya.
o Kecintaan (kesenangan) manusia kepada kebutuhan sehari-hari yang akan membahayakan dirinya kalau tidak dipenuhi, seperti kesenangannya kepada makanan, minuman, nikah, pakaian, persaudaraan serta persahabatan dan yang semisalnya.
Cinta-cinta yang demikian termasuk dalam kategori cinta yang manusiawi yang diperbolehkan. Jika kecintaanya tersebut membantunya untuk mencintai dan mentaati Allah maka kecintaan tersebut termasuk ketaatan kepada Allah, demikian pula sebaliknya.
KEUTAMAAN MENCINTAI ALLAH
* Merupakan Pokok dan inti tauhid
Berkata Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al-Sa’dy, “Pokok tauhid dan inti-sarinya ialah ikhlas dan cinta kepada Allah semata. Dan itu merupakan pokok dalam peng- ilah-an dan penyembahan bahkan merupakan hakikat ibadah yang tidak akan sempurna tauhid seseorang kecuali dengan menyempurnakan kecintaan kepada Rabb-nya dan menye-rahkan seluruh unsur-unsur kecintaan kepada-Nya sehingga ia berhukum hanya kepada Allah dengan menjadikan kecintaan kepada hamba mengikuti kecintaan kepada Allah yang dengannya seorang hamba akan mendapatkan kebahagiaan dan ketenteraman. (Al-Qaulus Sadid,hal 110)
* Merupakan kebutuhan yang sangat besar melebihi makan, minum, nikah dan sebagainya.
Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah berkata: “Didalam hati manusia ada rasa cinta terhadap sesuatu yang ia sembah dan ia ibadahi ,ini merupakan tonggak untuk tegak dan kokohnya hati seseorang serta baiknya jiwa mereka. Sebagaimana pula mereka juga memiliki rasa cinta terhadap apa yang ia makan, minum, menikah dan lain-lain yang dengan semua ini kehidupan menjadi baik dan lengkap.Dan kebutuhan manusia kepada penuhanan lebih besar daripada kebutuhan akan makan, karena jika manusia tidak makan maka hanya akan merusak jasmaninya, tetapi jika tidak mentuhankan sesuatu maka akan merusak jiwa/ruhnya. (Jami’ Ar-Rasail Ibnu Taymiyah 2/230)
* Sebagai hiburan ketika tertimpa musibah
Berkata Ibn Qayyim, “Sesungguh-nya orang yang mencintai sesuatu akan mendapatkan lezatnya cinta manakala yang ia cintai itu bisa membuat lupa dari musibah yang menimpanya. Ia tidak merasa bahwa itu semua adalah musibah, walau kebanyakan orang merasakannya sebagai musibah. Bahkan semakin menguatlah kecintaan itu sehingga ia semakin menikmati dan meresapi musibah yang ditimpakan oleh Dzat yang ia cintai. (Madarijus-Salikin 3/38).
* Menghalangi dari perbuatan maksiat.
Berkata Ibnu Qayyim (ketika menjelaskan tentang cinta kepada Allah): “Bahwa ia merupakan sebab yang paling kuat untuk bisa bersabar sehingga tidak menyelisihi dan bermaksiat kepada-Nya. Karena sesungguhnya seseorang pasti akan mentaati sesuatu yang dicintainya; dan setiap kali bertambah kekuatan cintanya maka itu berkonsekuensi lebih kuat untuk taat kepada-Nya, tidak me-nyelisihi dan bermaksiat kepada-Nya.
Menyelisihi perintah Allah dan bermaksiat kepada-Nya hanyalah bersumber dari hati yang lemah rasa cintanya kepada Allah.Dan ada perbedaan antara orang yang tidak bermaksiat karena takut kepada tuannya dengan yang tidak bermaksiat karena mencintainya.
Sampai pada ucapan beliau, “Maka seorang yang tulus dalam cintanya, ia akan merasa diawasi oleh yang dicintainya yang selalu menyertai hati dan raganya.Dan diantara tanda cinta yang tulus ialah ia merasa terus-menerus kehadiran kekasihnya yang mengawasi perbuatannya. (Thariqul Hijratain, hal 449-450)
* Cinta kepada Allah akan menghilangkan perasaan was-was.
Berkata Ibnu Qayyim, “Antara cinta dan perasaan was-was terdapat perbedaan dan pertentangan yang besar sebagaimana perbedaan antara ingat dan lalai, maka cinta yang menghujam di hati akan menghilangkan keragu-raguan terhadap yang dicintainya.
Dan orang yang tulus cintanya dia akan terbebas dari perasaan was-was karena hatinya tersibukkan dengan kehadiran Dzat yang dicintainya tersebut. Dan tidaklah muncul perasaan was-was kecuali terhadap orang yang lalai dan berpaling dari dzikir kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala , dan tidaklah mungkin cinta kepada Allah bersatu dengan sikap was-was. (Madarijus-Salikin 3/38)
* Merupakan kesempurnaan nikmat dan puncak kesenangan.
Berkata Ibn Qayyim, “Adapun mencintai Rabb Subhannahu wa Ta’ala maka keadaannya tidaklah sama dengan keadaan mencin-tai selain-Nya karena tidak ada yang paling dicintai hati selain Pencipta dan Pengaturnya; Dialah sesembahannya yang diibadahi, Walinya, Rabb-nya, Pengaturnya, Pemberi rizkinya, yang mematikan dan menghidupkannya. Maka dengan mencintai Allah Subhannahu wa Ta’ala akan menenteramkan hati, menghidupkan ruh, kebaikan bagi jiwa menguatkan hati dan menyinari akal dan menyenangkan pandangan, dan menjadi kayalah batin. Maka tidak ada yang lebih nikmat dan lebih segalanya bagi hati yang bersih, bagi ruh yang baik dan bagi akal yang suci daripada mencintai Allah dan rindu untuk bertemu dengan-Nya.
Kalau hati sudah merasakan manisnya cinta kepada Allah maka hal itu tidak akan terkalahkan dengan mencintai dan menyenangi selain-Nya. Dan setiap kali bertambah kecintaannya maka akan bertambah pula pengham-baan, ketundukan dan ketaatan kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dan membebaskan diri dari penghambaan, ketundukan ketaatan kepada selain-Nya.”(Ighatsatul-Lahfan, hal 567)
ORANG-ORANG YANG DICINTAI ALLAH Subhannahu wa Ta’ala
Allah Subhannahu wa Ta’ala mencintai dan dicintai. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman di dalam surat Al-Ma’idah: 54, yang artinya: “Maka Allah akan mendatangkan satu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai Allah.”
Mereka yang dicintai Allah Subhannahu wa Ta’ala :
* Attawabun (orang-orang yang bertau-bat), Al-Mutathahhirun (suka bersuci), Al-Muttaqun (bertaqwa), Al-Muhsinun (suka berbuat baik) Shabirun (bersa-bar), Al-Mutawakkilun (bertawakal ke-pada Allah) Al-Muqsithun (berbuat adil).
* Orang-orang yang berperang di jalan Allah dalam satu barisan seakan-akan mereka satu bangunan yang kokoh.
* Orang yang berkasih-sayang, lembut kepada orang mukmin.
* Orang yang menampakkan izzah/kehormatan diri kaum muslimin di hadapan orang-orang kafir.
* Orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) di jalan Allah.
* Orang yang tidak takut dicela manusia karena beramal dengan sunnah.
* Orang yang berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah sunnah setelah menyelesaikan ibadah wajib.
SEBAB-SEBAB UNTUK MENDAPATKAN CINTA ALLAH Subhannahu wa Ta’ala
* Membaca Al-Qur’an dengan memikir-kan dan memahami maknanya.
* Berusaha mendekatkan diri kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dengan ibadah sunnah setelah menyelesaikan ibadah yang wajib.
* Selalu mengingat Allah Subhannahu wa Ta’ala , baik de-ngan lisan, hati maupun dengan anggota badan dalam setiap keadaan.
* Lebih mengutamakan untuk mencintai Allah Subhannahu wa Ta’ala daripada dirinya ketika hawa nafsunya menguasai dirinya.
* Memahami dan mendalami dengan hati tentang nama dan sifat-sifat Allah.
* Melihat kebaikan dan nikmatNya baik yang lahir maupun yang batin.
* Merasakan kehinaan dan kerendahan hati di hadapan Allah.
* Beribadah kepada Allah pada waktu sepertiga malam terakhir (di saat Allah turun ke langit dunia) untuk bermunajat kepadaNya, membaca Al-Qur’an , merenung dengan hati serta mempelajari adab dalam beribadah di hadapan Allah kemudian ditutup dengan istighfar dan taubat.
* Duduk dengan orang-orang yang memiliki kecintaan yang tulus kepada Allah dari para ulama dan da’i, mendengar-kan dan mengambil nasihat mereka serta tidak berbicara kecuali pembica-raan yang baik.
* Menjauhi/menghilangkan hal-hal yang menghalangi hati dari mengingat Allah Subhannahu wa Ta’ala
(Disadur dari kalimat mutanawwi’ah fi abwab mutafarriqah karya Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd oleh Abu Muhammad/alsofwah).
Ya Tuhan
Seperti jalan tak berujung…
Seperti laut tak bertepi…
Begitulah aku memikirkanmu…
Tanpa batas, tanpa pernah ku ketahui…
Dan tak sanggup untuk kuhentikan rasa ini…
Andai saja… aku bisa meraihmu…
Aku tahu..
Aku hanyalah gadis kecil di ujung kota yang udik…
Inilah aku..
Mari tertawakan diriku …
Akulah sang pungguk yang merindukan rembulan…
Kaulah rembulan nya..
Ketika cahaya mu bersinar, maka semua berduyun-duyun menyambut dengan suka cita…
Tapi aku…??
Lihatlah aku…
Yang hanya mampu mengintipmu…
Tanpa bisa, merasakan hangat sinarmu.
Apalagi memelukmu…
Kau terlalu jauh untuk ku gapai…
Kau terlalu tinggi untuk ku raih…
Kau terlalu silau untuk kudekati…
Namun kuharus segera bangun dan sadar..
Kau dan aku tetap sama…
Sama….
Sama………..sama…
Aku manusia…
Kau…??
Kau juga manusia bukan…?
TAGS :
C U R H A T K U,
cinta,
curhatku,
puisi
C I N T A
"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu... Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada..."
"Apa yang telah kucintai laksana seorang anak kini tak henti-hentinya aku mencintai... Dan, apa yang kucintai kini... akan kucintai sampai akhir hidupku, karena cinta ialah semua yang dapat kucapai... dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya"
"Kemarin aku sendirian di dunia ini, kekasih; dan kesendirianku... sebengis kematian... Kemarin diriku adalah sepatah kata yang tak bersuara..., di dalam pikiran malam. Hari ini... aku menjelma menjadi sebuah nyanyian menyenangkan di atas lidah hari. Dan, ini berlangsung dalam semenit dari sang waktu yang melahirkan sekilasan pandang, sepatah kata, sebuah desakan dan... sekecup ciuman"
" namun Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini... pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang"
"Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan karena alasan duniawi dan dipisahkan di ujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta... terus hidup... sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan..."
"...kuhancurkan tulang-tulangku, tetapi aku tidak membuangnya sampai aku mendengar suara cinta memanggilku dan melihat jiwaku siap untuk berpetualang"
"...pabila cinta memanggilmu... ikutilah dia walau jalannya berliku-liku... Dan, pabila sayapnya merangkummu... pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu..."
(kahlil gibran ) dedicate to : "U""
"Apa yang telah kucintai laksana seorang anak kini tak henti-hentinya aku mencintai... Dan, apa yang kucintai kini... akan kucintai sampai akhir hidupku, karena cinta ialah semua yang dapat kucapai... dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya"
"Kemarin aku sendirian di dunia ini, kekasih; dan kesendirianku... sebengis kematian... Kemarin diriku adalah sepatah kata yang tak bersuara..., di dalam pikiran malam. Hari ini... aku menjelma menjadi sebuah nyanyian menyenangkan di atas lidah hari. Dan, ini berlangsung dalam semenit dari sang waktu yang melahirkan sekilasan pandang, sepatah kata, sebuah desakan dan... sekecup ciuman"
" namun Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini... pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang"
"Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan karena alasan duniawi dan dipisahkan di ujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta... terus hidup... sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan..."
"...kuhancurkan tulang-tulangku, tetapi aku tidak membuangnya sampai aku mendengar suara cinta memanggilku dan melihat jiwaku siap untuk berpetualang"
"...pabila cinta memanggilmu... ikutilah dia walau jalannya berliku-liku... Dan, pabila sayapnya merangkummu... pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu..."
(kahlil gibran ) dedicate to : "U""
TAGS :
C U R H A T K U,
cinta,
islam,
literature,
puisi,
Untitle
ciri-ciri orang alay
Ciri ciri orang Alay
Artikel ini berisi tentang Ciri ciri orang alay.Cowok alay mau pun cewek alay. Tingkatan tingkatan alay dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi.
Apa Itu Alay..? Wah, kalau yang ini saya juga kurang tahu, silakan dicek aja ciri cirinya, dari situ akan ketahuan apa itu alay.
Ciri-ciri alay sebagai berikut.
Apabila kamu merasa begitu, ubah aja sikapmu supaya km ga di cap alay!!
TINGKAT ALAY PALING RENDAH:
1. nulis kata disingkat, seperti "lagi apa?" gi pha?? atau bosen banget jadi "bsen bgd nh"
2. memakai simbol tambahan. "p@ k@bar L0e??" atau "~hha..~ y nh.. lg bosen~"
3. menggunakan huruf Z dibelakang kata. "mlz bgtz!" atau "gurunya malezin yh"
4. comment orang dengan minta balasan kaya "repp iah!" / "blz dum" / "reply dsini iiaaa"
5. layoutnya yang super rame bahkan berfotmat gif (gerak) dengan warna ngejrenk pinkk fontnya yang anehlah
ALAY TINGKAT RENDAH
1. aboutme panjaaaang banget dengan gambar dari myspace yang gajelas pake isi gr-gr an kaya "aq tuh.... cntik.... lucu.... punya cowo ganteng..." zzz dan sebagainyalah lo tau kan
2. penggantian kata! gue / gw / gua = w, lo / lu = lw / loe. dong = dumzz / dwunhh
3. foto serba diediiiiit abis apalagi yang editnya emo emo pake tulisan gothic gitu
4. mediabox dipenuhin dengan gambarrrrrr
ALAY TINGKAT SEDANG
1. mamerin kebisaan dishotout, misalnya "eh w kan menang track motor lohh.." atau "eh w les nyetir dong.." dan yang lebih oon nya "eh w makin oke dan top ya tiap hari" (halah)
2. rusuhin comment foto. misalnya cuma dicomment "cantik deh/ganteng deh" balesnya "emg gw gnteng gtuu... y krna trlahir dh ganteng kli ya?? hha. dan kyanya..........blabalabla"
3. nickname digabung sama nama org yang disuka dengan cara gajelas. misalnya (kalo namanya sama maaf ya) "delita saiianks si luthuu.." atau "delita cinta dya" gitulah ya aezzz...
4. bikin album yang isinya artis favorit mereka. contoh "kangen band khuzuz loh!!" apalagi albumnya pake dikunci, yah capedeh!!
ALAY TINGKAT PARAH!
1. barang abal yang dipamerin ketemen terus dia ngaku beli di singapore. amrik . dan sbgainya. "eh liat nih gue beli gelang dijerman gituloh asli kalo ga salah sih dirupiahin 500 ribu ya." padahal dia beli di itc aja!! yang 10 ribu 5 hahaha.
2. tulisan gede-kecil. "aLoW kLiAnZ hArUz ADd GwE YaH!!" atau dengan angggka "K4Ng3nZ dWEcChh" NNNNNZZZZZ
3. minta di add di shotout, "j9n lupa ett ghw"
4. gaya dengan bibir monyong, telunjuk nempel bibir, gaya tangan dengan oke dipinggir kepala dan foto dari atas
5.nge post bulbo cuma buat kasih tau dia lagi online & minta comment
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Nah, Itulah Ciri ciri alay dan tingkatan tingkatan alay. Kamu termasuk salah satunya..?
Artikel ini berisi tentang Ciri ciri orang alay.Cowok alay mau pun cewek alay. Tingkatan tingkatan alay dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi.
Apa Itu Alay..? Wah, kalau yang ini saya juga kurang tahu, silakan dicek aja ciri cirinya, dari situ akan ketahuan apa itu alay.
Ciri-ciri alay sebagai berikut.
Apabila kamu merasa begitu, ubah aja sikapmu supaya km ga di cap alay!!
TINGKAT ALAY PALING RENDAH:
1. nulis kata disingkat, seperti "lagi apa?" gi pha?? atau bosen banget jadi "bsen bgd nh"
2. memakai simbol tambahan. "p@ k@bar L0e??" atau "~hha..~ y nh.. lg bosen~"
3. menggunakan huruf Z dibelakang kata. "mlz bgtz!" atau "gurunya malezin yh"
4. comment orang dengan minta balasan kaya "repp iah!" / "blz dum" / "reply dsini iiaaa"
5. layoutnya yang super rame bahkan berfotmat gif (gerak) dengan warna ngejrenk pinkk fontnya yang anehlah
ALAY TINGKAT RENDAH
1. aboutme panjaaaang banget dengan gambar dari myspace yang gajelas pake isi gr-gr an kaya "aq tuh.... cntik.... lucu.... punya cowo ganteng..." zzz dan sebagainyalah lo tau kan
2. penggantian kata! gue / gw / gua = w, lo / lu = lw / loe. dong = dumzz / dwunhh
3. foto serba diediiiiit abis apalagi yang editnya emo emo pake tulisan gothic gitu
4. mediabox dipenuhin dengan gambarrrrrr
ALAY TINGKAT SEDANG
1. mamerin kebisaan dishotout, misalnya "eh w kan menang track motor lohh.." atau "eh w les nyetir dong.." dan yang lebih oon nya "eh w makin oke dan top ya tiap hari" (halah)
2. rusuhin comment foto. misalnya cuma dicomment "cantik deh/ganteng deh" balesnya "emg gw gnteng gtuu... y krna trlahir dh ganteng kli ya?? hha. dan kyanya..........blabalabla"
3. nickname digabung sama nama org yang disuka dengan cara gajelas. misalnya (kalo namanya sama maaf ya) "delita saiianks si luthuu.." atau "delita cinta dya" gitulah ya aezzz...
4. bikin album yang isinya artis favorit mereka. contoh "kangen band khuzuz loh!!" apalagi albumnya pake dikunci, yah capedeh!!
ALAY TINGKAT PARAH!
1. barang abal yang dipamerin ketemen terus dia ngaku beli di singapore. amrik . dan sbgainya. "eh liat nih gue beli gelang dijerman gituloh asli kalo ga salah sih dirupiahin 500 ribu ya." padahal dia beli di itc aja!! yang 10 ribu 5 hahaha.
2. tulisan gede-kecil. "aLoW kLiAnZ hArUz ADd GwE YaH!!" atau dengan angggka "K4Ng3nZ dWEcChh" NNNNNZZZZZ
3. minta di add di shotout, "j9n lupa ett ghw"
4. gaya dengan bibir monyong, telunjuk nempel bibir, gaya tangan dengan oke dipinggir kepala dan foto dari atas
5.nge post bulbo cuma buat kasih tau dia lagi online & minta comment
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Nah, Itulah Ciri ciri alay dan tingkatan tingkatan alay. Kamu termasuk salah satunya..?
TAGS :
friendship,
Untitle
Ciri-Ciri Orang jatuh cinta
Ciri-ciri Orang Jatuh Cinta
Anton-bukan nama sebenarnya-terlihat begitu bahagia, langit mukanya cerah memantulkan keceriaan. Beberapa hari yang lalu ia mendapat kiriman surat dari seorang wanita yang telah ia khitbah sebelum berangkat ke Mesir. Dan surat tersebut adalah surat yang ke-4.
Setiap kali mendapat kiriman surat, setiap kali itu juga Anton nampak ceria dan bersemangat, seakan-akan ia sedang merasakan sebuah kebahagiaan yang sulit untuk dibendung. Surat tersebut ia baca berulang kali, kadang terlihat air matanya menetes, karena kuatnya hembusan angin kerinduan di padang sahara hatinya. Kadang ia terlihat merenung, mencoba hidup di alam lain, mengikuti tarian pikirannya dan memutar ulang memori masa lalu ketika masih di Indonesia. Dan kalau sedang dalam keadaan seperti itu Anton sangat pantang untuk diganggu.
Surat-surat yang datang dari kekasih hati dan pujaan hati tersebut selalu ia jaga, ia letakkan di tempat yang baik. Dan ketika gejolak kerinduan memenuhi ruang hatinya, membumbung tinggi di alam cakrawala jiwanya, Anton kembali membaca surat-surat yang datang dari kekasih hatinya.
Saat ditanya sudah berapa kali ia membaca surat-surat dari kekasih hatinya tersebut, ia menjawab, “Sudah lebih dari sepuluh kali”. Kemudian ia mengatakan, “Hal itu belumlah bisa mengobati sakit rindu yang saya rasakan. Setiap kali saya membaca, setiap kali itu juga kerinduan saya bertambah,” lanjut Anton.
Penyakit rindu Anton nampak semakin kronis, dari hari ke hari ia semakin suka merenung.
Kisah Anton dan laki laki yang kasmaran lainnya sudah sering kiApi ta dengar dan mungkin diantara kita pernah mengalami seperti yang dirasakan Anton. Ketika seseorang yang sedang jatuh cinta mendapat kiriman surat dari sang pacar atau calon, apa reaksi yang terjadi dalam hatinya? Berbagai rasa bergejolak.
Surat cinta ternyata bisa menggugah hati, membangkitkan kerinduan, mendorong semangat, menumbuhkan kepercayaan diri, merubah suasana dan membuat terlena. Surat cinta seperi air laut yang semakin diminum tidak bisa menghilangkan rasa haus. Surat cinta bagaikan lecutan halus bagi jiwa yang sedang lemah.
Bagai bahan bakar api cinta yang mulai meredup. Bagaikan pelita ketika sang kekasih masih samar-samar meniti jembatan cinta menuju ke seberang jalan. Surat cinta adalah nyanyian jiwa, suara hati, ungkapan kerinduan dan hembusan angin sorga. Surat cinta adalah gambaran kanvas hati sang kekasih, lukisan jiwa dan bingkasan rindu.
Ia adalah ayat-ayat cinta. Yang bila di dalamnya disebutkan nama kekasih, bergetarlah hati si pemilik cinta dan ketika dibacakan padanya ayat-ayat tersebut bertambahlah rasa cinta dan gejolak kerinduan untuk bertemu sang kekasih hati.
Membaca surat cinta merupakan hobi yang sedang jatuh cinta, pekerjaan tanpa upah dan gaji. Membaca surat cinta adalah petualangan menuju ke alam penuh kasih dan kerinduan. Anton membaca surat cinta dengan penuh rasa haru, rindu dan khusyuk. Bahkan karena derasnya aliran sungai kerinduan dalam hatinya, air matanya harus tumpah. Cinta yang kuat dan besar telah meraih hatinya, dan bahkan memperbudak jiwanya.
Adakah suasana yang kita rasakan ketika membaca ayat-ayat Allah sebagaimana yang dirasakan oleh Anton dan orang-orang yang jatuh cinta lainnya ketika membaca surat dari sang kekasih? Adakah jiwa bergetar dan kerinduan kita berjumpa dengan Allah semakin bertambah sehingga karena kuatnya kerinduan tersebut tergerak hati untuk cepat meninggalkan dunia agar bisa bertemu dengan Allah, kekasih hati yang abadi?
Sesungguhnya diantara ciri-ciri sifat orang-orang yang beriman adalah ketika disebutkan nama Allah, bergetarlah hati mereka, dan ketika dibacakan pada mereka ayat-ayat Allah, bertambahlah iman mereka. Mereka adalah orang- orang beriman yang sesungguhnya. Bergetarnya hati dan kuatnya ombak kerinduan yang melanda samudera hati adalah karena hati telah dikuasai oleh cinta pada yang dicintai. Semakin kuat rasa cinta itu bergejolak dalam hati semakin kuatlah getaran itu terasa.
Para pecinta sejati tak akan pernah bisa bertahan untuk berjauhan dengan sang kekasih. Sesungguhnya keinginan yang sulit untuk dibendung adalah ingin selalu berdekatan dan berada dalam dekapan sang kekasih, dekapan penuh kedamaian dan ketentraman. Begitulah semestinya hati orang-orang beriman, orang yang mengaku mencintai Penguasa jiwanya, Pencipta dirinya dan yang selalu tanpa pernah henti melimpahkan rahmat dan karunia-Nya.
Benarkah kita mencintai Allah dengan sebenarnya? Ataukah kata-kata itu hanya penghias bibir dan kebohongan belaka? Adakah hati ini bergetar ketika disebutkan pada kita nama Allah? Adakah iman kita bertambah ketika dibacakan pada kita ayat-ayat Allah?
Kisah Anton di atas sedikit banyaknya bisa kita ambil darinya pelajaran bahwa rasa cinta yang hadir, tumbuh subur dan bersemi dalam hati bisa membuat seseorang selalu dilanda kerinduan untuk bertemu dengan sang kekasih hati. Dan ketika mendengar nama sang kekasih, hati bergetar dan dorongan cinta semakin bertambah.
Allah adalah Pencipta kita. Pencipta alam semesta. Allah yang memberi kita kehidupan, memberi kita rezki dan begitu banyak nikmat yang telah Allah limpahkan pada kita. Dan nikmat yang paling besar yang Allah anugerahkan pada hamba-Nya adalah nikmat iman dan islam, yang dengannya manusia akan selamat hidup di dunia dan di akhirat.
Sesungguhnya Allah yang maha kekal lah yang lebih pantas untuk kita cintai dengan makna cinta yang sesungguhnya. Kepada-Nyalah kerinduan itu hendaknya diperuntukan, rasa cinta itu diberikan. Dan air mata itu ditumpahkan.
Semoga bisa menjadi renungan kita bersama, insya Allah.
Pacaran islami, Boleh kok atau kok Boleh???
Ini artikel ane dapet dari fb trus ane share di pencerahanhati.com. Coz banyak yang komen n kayaknya bermanfaat. Ada baenya ane share di sini juga…
Berhati-hatilah pada akal yg ada pada dirimu… karena sesungguhnya iya slalu mencari sesuatu yang tidak bertentangan dgn diri kita, dan selalu menggelak dgn dalih apapun tuk membenarkan diri sendiri. dan hanya hati yg bersih yang mampu menerimanya.
Pacaran yang sudah merupakan fenomena mengejala dan bahkan sudah seperti jamur dimusim hujan menjadi sebuah ajang idola bagi remaja . Cinta memang sebuah anugerah, cinta hadir untuk memaniskan hidup di dunia apalagi rasa cinta kepada lawan jenis, sang pujaan hati atau sang kekeasih hati menjadikan cinta itu begitu terasa manis bahkan kalo orang bilang bila orang udah cita maka empedu pun terasa seperti gula. Begitulah cinta, sungguh hal yang telah banyak menjerumuskan kaum muslimin ke dalam jurang kenistaan manakala tidak berada dalam jalur rel yang benar. Mereka sudah tidak tahu lagi mana cinta yang dibolehkan dan mana yang dilarang.
Kehidupan seorang muslim atau muslimah tanpa pacaran adalah hambar, begitulah kata mereka. Kalau dikatakan nggak usah kamu pacaran maka serentak ia akan mengatakan ” Lha kalo nggak pacaran, gimana kita bisa ngenal calon pendamping kita ?”. kalo dikatakan pacaran itu haram akan dikatakan, ” pacaran yang gimana dulu.”. Beginilah keadaan kaum muda sekarang, racun syubhat, dan racun membela hawa nafsu sudah menjadi sebuah hakim akan hukum halal-haram, boleh dan tidak.
Dikatakan beliau bahwa pacaran dikategorikan sebagai nafsu syahwat yang tidak dirahmati oleh Allah, karena ketiga rukun yang menumbuhkan rasa cinta menyatu di luar perkawinan. Hal ini dilakukan dengan dalih sebagai suatu penjajakan guna mencari partner yang ideal dan serasi bagi masing-masing pihak. Tapi dalam kenyataannya masa penjajakan ini tidak lebiih dimanfaatkan sebagai pengumbaran nafsu syahwat semata-mata, bukan bertujuan secepatnya untuk melaksanakan perkawinan
Hal ini tercermin dari anggapan mereka bahwa merasakan ideal dalam memilih partner jika ada sifat-sifat sebagai berikut :
Mereka merasa beruntung sekali jika selalu dapat berduaan, dan berpisah dalam waktu pendek saja tidak tahan rasanya. Dan keduanya merasa satu sama lain saling memerlukan.
Mereka merasa cocok satu sama lainnya. Karena segala permasalahan yang sedang dihadapi dan dirasakan menjadi masalah yang perlu dicari pemecahannya bersama. Hal ini dimungkinkan karena mereka satu dengan lainnya merasa dapat mencapai saling pengertian dalam seluruh aspek kehidupannya.
Mereka satu sama lain senantiasa berusaha sekuat tenaga untuk menuruti kemauan sang kekasih. Hal ini dimungkinkan karena perasaan cinta yang telah tumbuh secra sempurna dengan pertautan yang kuat.
Tapi tanpa disadari, pacaran itu sendiri telah melambungkan perasaan cinta maki tinggi. Di sisi lain pacaran menjurus pada hubungan intim yang merusak cinta, melemahkan dan meruntuhkannya. Karena pada hakekatnya hubungan intim dalam pacaran adalah tujuan yang hendak dicapai dalam pacaran. Oleh karena itu orang yang pacaran selalu mendambakan kesyahduan. Dengan tercapainya tujuan tersebut kemungkinan tuntutannya pun mereda dan gejolak cintanya melemah. Hingga kebencian menghantui si bunga yang telah layu, karena si kumbang belang telah menghisap kehormatan secara haram.
Tak ubahnya seperti apa yang dinginkan oleh seorang pemuda untuk memadu cinta dengan dara jelita kembang desanya. dalam pandangannya sang dara tampak begitu sempurna. Higga kala itu pikiran pun hanyut, malam terkenang, siang terbayang, maka tak enak, tidur pun tak nyenyak, selalu terbayang si dia yang tersayang. Hingga tunas kerinduan menjamur menggapai tangan, menggelitik sambil berbisik. Bisikan nan gemulai, tawa-tawa kecil kian membelai, canda-canda hingga terkulai, karena asyik, cinta pun telah menggulai. Menggulai awan yang mengawang, merobek cinta yang tinggi membintang, hingga luka mengubur cinta…..
Bagaimana pandangan Ibnu Qoyyim tentang hal ini ? Kata Ibnu Qoyyim, ” Hubungan intim tanpa pernikahan adalah haram dan merusak cinta. Malah, cinta diantara keduanya akan berakhir dengan sikap saling membenci dan bermusuhan. Karena bila keduanya telah merasakan kenikmatan dan cita rasa cinta, tidak boleh tidak akan timbul keinginan lain yang tidak diperoleh sebelumnya. “
” Bohong !” Itulah pandangan mereka guna membela hawa nafsunya yang dimurkai Allah, yakni berpacaran. Karena mereka telah tersosialisasi dengan keadaan seperti ini, seolah-olah mengharuskan adanya pacaran dengan bercintaan secara haram. Bahkan lebih dari itu mereka berani mengikrarkan, bahwa cinta yang dilahirkan bersama dengan sang pacar adalah cinta suci dan bukan cinta birahi. Hal ini didengung-dengungkan, dipublikasikan dalam segala bentuk media, entah cetak maupun elektronika. Entah yang legal maupun ilegal. Padahal yang diistilahkan kesucian dalam islam adalah bukanlah semata-mata kepemudaan, kegadisan dan selaput dara saja. Lebih dari itu, kesucian mata, telinga, hidung, tangan dan sekujur anggota tubuh, bahkan kesucian hati wajib dijaga. Zinanya mata adalah berpandangan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya, zinanya hati adalah membayangkan dan menghayal, zinannya tangan adalah menyentuh tubuh wanita yang bukan muhrim. Dan pacaran adalah refleksi hubungan intim, dan merupakan ring empuk untuk memberi kesempatan terjadinya segala macam zina ini.
Bagaimana dengan pacaran Islami??
Pacaran Islami ituu :
1. Tidak pegang-pegangan
2. Tidak berduaan ditempat yang sepi
3. Saling nasehat-menasehati
4. Cuma sekedar SMS-an/telpon-telponan
5. Pokoknya ga sampe emut-emutan atau gitu-gituan deh!!!
Rasulullah bersabda, “Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua teling zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya.” (HR Bukhari).
Zina Mata = Memandang
Zina Telinga = Mendengar
Zina Lidah = Berkata
Zina Tangan = Memegang
Zina Kaki = Melangkah
Zina Hati = Ingin yang aneh-aneh,kangen,dsb..
Seorang muslim yang yakin akan hari akhirat yang abadi,mereka pasti akan takut dengan hari penghitungan amal. Allah swt berfirman : Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)? (Qs. Al-Qiyaamah : 36)
Jika kita sejenak mau introspeksi diri dan mengkaji hadist dan ayat Al-Qur’an di atas dengan kepala dingin maka semuanya sangat jelas. Allah swt berfirman : “Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati”. (Qs. Al-Hadid : 6)
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (Qs. Al-Israa : 36)
Sebenarnya sangat banyak lagi ayat-ayat dan hadits yang menyatakan tentang keharaman pacaran,”secara historis” pun jelas bahwa pacaran bukan dari Islam. Lalu untuk apa kita mengadopsi budaya-budaya kaum kuffar?? Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia adalah bagian dari mereka”. (HR. Ibnu Majah)
Apakah kita lupa bahwa Islam itu mengajarkan untuk menundukan pandangan terhadap lawan jenis.
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. (Qs. An-Nuur : 30-31)
Sudah naturalnya apabila kaum pria dengan kaum wanita bertemu itu ibarat kutub positif bertemu dengan kutub negatif,begitulah kaedah magnet yaitu akan saling tarik menarik.
Sebenarnya kalo akal kita sehat dan cerdas melihat fakta,sesungguhnya pacaran Islami adalah pintu gerbang dari pacaran kafir-in. (Kalo ada pacaran Islami.mungkin ada juga pacaran kafir-in) Awalnya sih cuma biasa-biasa aja,tapi akhirnya luar binasa!!
Jangan sampai kita di termasuk dalam firman Allah yang mengatakan :
Mereka itulah orang-orang yang dila’nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka. Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci? Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka. (Qs. Muhammad : 23-25)
Wallahu’alam..
Dari berbagai sumber…
Pacaran yang sudah merupakan fenomena mengejala dan bahkan sudah seperti jamur dimusim hujan menjadi sebuah ajang idola bagi remaja . Cinta memang sebuah anugerah, cinta hadir untuk memaniskan hidup di dunia apalagi rasa cinta kepada lawan jenis, sang pujaan hati atau sang kekeasih hati menjadikan cinta itu begitu terasa manis bahkan kalo orang bilang bila orang udah cita maka empedu pun terasa seperti gula. Begitulah cinta, sungguh hal yang telah banyak menjerumuskan kaum muslimin ke dalam jurang kenistaan manakala tidak berada dalam jalur rel yang benar. Mereka sudah tidak tahu lagi mana cinta yang dibolehkan dan mana yang dilarang.
Kehidupan seorang muslim atau muslimah tanpa pacaran adalah hambar, begitulah kata mereka. Kalau dikatakan nggak usah kamu pacaran maka serentak ia akan mengatakan ” Lha kalo nggak pacaran, gimana kita bisa ngenal calon pendamping kita ?”. kalo dikatakan pacaran itu haram akan dikatakan, ” pacaran yang gimana dulu.”. Beginilah keadaan kaum muda sekarang, racun syubhat, dan racun membela hawa nafsu sudah menjadi sebuah hakim akan hukum halal-haram, boleh dan tidak.
Dikatakan beliau bahwa pacaran dikategorikan sebagai nafsu syahwat yang tidak dirahmati oleh Allah, karena ketiga rukun yang menumbuhkan rasa cinta menyatu di luar perkawinan. Hal ini dilakukan dengan dalih sebagai suatu penjajakan guna mencari partner yang ideal dan serasi bagi masing-masing pihak. Tapi dalam kenyataannya masa penjajakan ini tidak lebiih dimanfaatkan sebagai pengumbaran nafsu syahwat semata-mata, bukan bertujuan secepatnya untuk melaksanakan perkawinan
Hal ini tercermin dari anggapan mereka bahwa merasakan ideal dalam memilih partner jika ada sifat-sifat sebagai berikut :
Mereka merasa beruntung sekali jika selalu dapat berduaan, dan berpisah dalam waktu pendek saja tidak tahan rasanya. Dan keduanya merasa satu sama lain saling memerlukan.
Mereka merasa cocok satu sama lainnya. Karena segala permasalahan yang sedang dihadapi dan dirasakan menjadi masalah yang perlu dicari pemecahannya bersama. Hal ini dimungkinkan karena mereka satu dengan lainnya merasa dapat mencapai saling pengertian dalam seluruh aspek kehidupannya.
Mereka satu sama lain senantiasa berusaha sekuat tenaga untuk menuruti kemauan sang kekasih. Hal ini dimungkinkan karena perasaan cinta yang telah tumbuh secra sempurna dengan pertautan yang kuat.
Tapi tanpa disadari, pacaran itu sendiri telah melambungkan perasaan cinta maki tinggi. Di sisi lain pacaran menjurus pada hubungan intim yang merusak cinta, melemahkan dan meruntuhkannya. Karena pada hakekatnya hubungan intim dalam pacaran adalah tujuan yang hendak dicapai dalam pacaran. Oleh karena itu orang yang pacaran selalu mendambakan kesyahduan. Dengan tercapainya tujuan tersebut kemungkinan tuntutannya pun mereda dan gejolak cintanya melemah. Hingga kebencian menghantui si bunga yang telah layu, karena si kumbang belang telah menghisap kehormatan secara haram.
Tak ubahnya seperti apa yang dinginkan oleh seorang pemuda untuk memadu cinta dengan dara jelita kembang desanya. dalam pandangannya sang dara tampak begitu sempurna. Higga kala itu pikiran pun hanyut, malam terkenang, siang terbayang, maka tak enak, tidur pun tak nyenyak, selalu terbayang si dia yang tersayang. Hingga tunas kerinduan menjamur menggapai tangan, menggelitik sambil berbisik. Bisikan nan gemulai, tawa-tawa kecil kian membelai, canda-canda hingga terkulai, karena asyik, cinta pun telah menggulai. Menggulai awan yang mengawang, merobek cinta yang tinggi membintang, hingga luka mengubur cinta…..
Bagaimana pandangan Ibnu Qoyyim tentang hal ini ? Kata Ibnu Qoyyim, ” Hubungan intim tanpa pernikahan adalah haram dan merusak cinta. Malah, cinta diantara keduanya akan berakhir dengan sikap saling membenci dan bermusuhan. Karena bila keduanya telah merasakan kenikmatan dan cita rasa cinta, tidak boleh tidak akan timbul keinginan lain yang tidak diperoleh sebelumnya. “
” Bohong !” Itulah pandangan mereka guna membela hawa nafsunya yang dimurkai Allah, yakni berpacaran. Karena mereka telah tersosialisasi dengan keadaan seperti ini, seolah-olah mengharuskan adanya pacaran dengan bercintaan secara haram. Bahkan lebih dari itu mereka berani mengikrarkan, bahwa cinta yang dilahirkan bersama dengan sang pacar adalah cinta suci dan bukan cinta birahi. Hal ini didengung-dengungkan, dipublikasikan dalam segala bentuk media, entah cetak maupun elektronika. Entah yang legal maupun ilegal. Padahal yang diistilahkan kesucian dalam islam adalah bukanlah semata-mata kepemudaan, kegadisan dan selaput dara saja. Lebih dari itu, kesucian mata, telinga, hidung, tangan dan sekujur anggota tubuh, bahkan kesucian hati wajib dijaga. Zinanya mata adalah berpandangan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya, zinanya hati adalah membayangkan dan menghayal, zinannya tangan adalah menyentuh tubuh wanita yang bukan muhrim. Dan pacaran adalah refleksi hubungan intim, dan merupakan ring empuk untuk memberi kesempatan terjadinya segala macam zina ini.
Bagaimana dengan pacaran Islami??
Pacaran Islami ituu :
1. Tidak pegang-pegangan
2. Tidak berduaan ditempat yang sepi
3. Saling nasehat-menasehati
4. Cuma sekedar SMS-an/telpon-telponan
5. Pokoknya ga sampe emut-emutan atau gitu-gituan deh!!!
Rasulullah bersabda, “Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua teling zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya.” (HR Bukhari).
Zina Mata = Memandang
Zina Telinga = Mendengar
Zina Lidah = Berkata
Zina Tangan = Memegang
Zina Kaki = Melangkah
Zina Hati = Ingin yang aneh-aneh,kangen,dsb..
Seorang muslim yang yakin akan hari akhirat yang abadi,mereka pasti akan takut dengan hari penghitungan amal. Allah swt berfirman : Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)? (Qs. Al-Qiyaamah : 36)
Jika kita sejenak mau introspeksi diri dan mengkaji hadist dan ayat Al-Qur’an di atas dengan kepala dingin maka semuanya sangat jelas. Allah swt berfirman : “Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati”. (Qs. Al-Hadid : 6)
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (Qs. Al-Israa : 36)
Sebenarnya sangat banyak lagi ayat-ayat dan hadits yang menyatakan tentang keharaman pacaran,”secara historis” pun jelas bahwa pacaran bukan dari Islam. Lalu untuk apa kita mengadopsi budaya-budaya kaum kuffar?? Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia adalah bagian dari mereka”. (HR. Ibnu Majah)
Apakah kita lupa bahwa Islam itu mengajarkan untuk menundukan pandangan terhadap lawan jenis.
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. (Qs. An-Nuur : 30-31)
Sudah naturalnya apabila kaum pria dengan kaum wanita bertemu itu ibarat kutub positif bertemu dengan kutub negatif,begitulah kaedah magnet yaitu akan saling tarik menarik.
Sebenarnya kalo akal kita sehat dan cerdas melihat fakta,sesungguhnya pacaran Islami adalah pintu gerbang dari pacaran kafir-in. (Kalo ada pacaran Islami.mungkin ada juga pacaran kafir-in) Awalnya sih cuma biasa-biasa aja,tapi akhirnya luar binasa!!
Jangan sampai kita di termasuk dalam firman Allah yang mengatakan :
Mereka itulah orang-orang yang dila’nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka. Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci? Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka. (Qs. Muhammad : 23-25)
Wallahu’alam..
Dari berbagai sumber…
10 karekter Wanita Muslimah
Muslimah shalihah yang berakhlak mulia memiliki beberapa karakteristik yang indah.
Pertama, bertakwa Kepada Allah SWT dan bisa menjaga dirinya, anak-anaknya, serta harta suaminya. Dalam AlQur’an Allah Berfirman yang maksudnya,“Sebab itu, Maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara dir ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah Memelihara mereka.” (Q.S An Nisa’:34)
Kedua, ia memiliki sifat sabar. Ia bersikap tabah dalam menghadapi berbagai persoalan. Bahkan ia pandai menghibur suaminya yang sedang di rundung masalah. Bukannya malah merunyamkan suasana.
Ketiga, senantiasa menjaga shalat 5 waktu. Sebagaimana maklum shalat 5 waktu adalah tiang agama. Muslimah yang menjaga shalatnya adalah sosok muslimah yang sendi-sendi keimanannya kokoh. Ia akan kuat menghadapi berbagai terpaan cobaan dan musibah. Muslimah seperti inilah yang bisa menjadi faktor kunci sukses suaminya.
Keempat, menjaga auratnya dengan baik. Ia tak mau keluar rumah kecuali seizin suaminya. Andaikata keluar, ia menutupi aurat yang menjadi kehormatannya serta suaminya. Allah SWT berfirman yang maksudnya, ” Hai nabi. Katakanlah kepada isteri-isteri mu, anak-anak perempuammu dan isteri-isteri orang beriman “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk di kenal. Karera mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Q.S Al Ahzab, 59)
Kelima, taat kepada suaminya, menghormatinya, mencintainya, menyayanginya. Selalu menampakkan wajah yang menyenangkannya. Selalu memberikan dukungan kepada suami baik dalam urusan pekerjaan atau ibadah. Tidak menghardik atau mengeluarkan kata-kata kotor kepadanya. Tidak membicarakan aib-aibnya kepada wanita lain. Tak pernah ada niatan untuk menyakitinya. Ia senantiasa menlakukan perbuatan yang membuat ridha suaminya. Rasul SAW bersabda, “Tatkala seorang muslimah melaksanakan shalat 5 waktu, menunaikan puasa wajib dan mematuhi suaminya, maka ia akan memasuki surga Tuhannya.”
Keenam, bisa mengasuh dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Sebab mereka lebih dekat kepada anak-anak daripada suami yang lebih banyak keluar untuk bekerja. Seorang Muslimah Shalihah akan mengajarkan anak-anaknya membaca Al Qur’an, menanamkan rasa cinta kepada Nabi SAW beserta keluarganya. Mendampingi mereka melewati masa kanak-kanak dengan lembut dan penuh cinta, menjauhkan merekan dari akhlak tercela. Dan tak kalah pentingnya, mengajarkan mereka rasa hormat kepada ayahnya.
Ketujuh, mampu menasehati suami yang sedang lalai dari ibadah dengan cara yang santun dan bijak. Ia bisa mengambil hati suaminya sebelum mengingatkannya. Cara demikian lebih bisa di terima suami ketimbang cara-cara langsung yang akan memperburuk situasi.
Kedelapan, memiliki prinsip hidup yang kuat. Ia tak mudah terpengaruh gaya hidup non islami yang sekarang ini gencar di budayakan oleh media massa. Sebagai muslimah ia harus tetap berpegang teguh pada ajaran Islam baik dari segi berpakaian, berprilaku dan lainnya. Ia pantang meniru lifestyle wanita non muslim. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa meniru gaya hidup suatu kaum, berarti ia termasuk golongan tersebut.”
Kesembilan, ia mampu menjaga penglihatannya dan kehormatannya. Ia tak mau memandang laki-laki selain suaminya. Kehormatannya di jaga mati-matian demi suaminya. Ia bersolek hanya untuk suaminya. Ini merupakan gambaran Bidadari Syurga. Allah SWT berfirman.. Yang artinya, “Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya. Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (Q.S An Nuur:31)
Kesepuluh, bersikap wara’. Ia tak mau mengkonsumsi makanan-makanan yang haram ataupun yang syubhat. Demikian pula ia menjaga suami dan anak-anaknya dari hal tersebut. Ia faham betul bahwa dari makanan yang baik dan halal akan lahir pula kepribadian-kepribadian yang baik. “Kuatnya agama adalah sikap wara’.” demikian sabda Nabi SAW.
Demikian sebagian karakteristik muslimah yang shalihah. Dengan karakteristik tersebut ia akan menampakkan kecantikan bathin yang akan abadi dan takkan lapuk oleh penuaan seperti halnya kecantikan jasmani.
Rasulullah SAW dalam sabdanya, “Dunia seluruhnya adalah perhiasan, dan perhiasan yang terindah adalah wanita yang shalihah.”
Wallahu A’laam..
Di rangkum dari Majalah Dakwah Cahaya Nabawiy Edisi No.62 th.
VI Jumadil Awwal 1429 H / Juni 2008 M.
sumber : http://arroudloh.wordpress.com/2010/05/05/10-karakteristik-wanita-shalehah/#comment-91
Pertama, bertakwa Kepada Allah SWT dan bisa menjaga dirinya, anak-anaknya, serta harta suaminya. Dalam AlQur’an Allah Berfirman yang maksudnya,“Sebab itu, Maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara dir ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah Memelihara mereka.” (Q.S An Nisa’:34)
Kedua, ia memiliki sifat sabar. Ia bersikap tabah dalam menghadapi berbagai persoalan. Bahkan ia pandai menghibur suaminya yang sedang di rundung masalah. Bukannya malah merunyamkan suasana.
Ketiga, senantiasa menjaga shalat 5 waktu. Sebagaimana maklum shalat 5 waktu adalah tiang agama. Muslimah yang menjaga shalatnya adalah sosok muslimah yang sendi-sendi keimanannya kokoh. Ia akan kuat menghadapi berbagai terpaan cobaan dan musibah. Muslimah seperti inilah yang bisa menjadi faktor kunci sukses suaminya.
Keempat, menjaga auratnya dengan baik. Ia tak mau keluar rumah kecuali seizin suaminya. Andaikata keluar, ia menutupi aurat yang menjadi kehormatannya serta suaminya. Allah SWT berfirman yang maksudnya, ” Hai nabi. Katakanlah kepada isteri-isteri mu, anak-anak perempuammu dan isteri-isteri orang beriman “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk di kenal. Karera mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Q.S Al Ahzab, 59)
Kelima, taat kepada suaminya, menghormatinya, mencintainya, menyayanginya. Selalu menampakkan wajah yang menyenangkannya. Selalu memberikan dukungan kepada suami baik dalam urusan pekerjaan atau ibadah. Tidak menghardik atau mengeluarkan kata-kata kotor kepadanya. Tidak membicarakan aib-aibnya kepada wanita lain. Tak pernah ada niatan untuk menyakitinya. Ia senantiasa menlakukan perbuatan yang membuat ridha suaminya. Rasul SAW bersabda, “Tatkala seorang muslimah melaksanakan shalat 5 waktu, menunaikan puasa wajib dan mematuhi suaminya, maka ia akan memasuki surga Tuhannya.”
Keenam, bisa mengasuh dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Sebab mereka lebih dekat kepada anak-anak daripada suami yang lebih banyak keluar untuk bekerja. Seorang Muslimah Shalihah akan mengajarkan anak-anaknya membaca Al Qur’an, menanamkan rasa cinta kepada Nabi SAW beserta keluarganya. Mendampingi mereka melewati masa kanak-kanak dengan lembut dan penuh cinta, menjauhkan merekan dari akhlak tercela. Dan tak kalah pentingnya, mengajarkan mereka rasa hormat kepada ayahnya.
Ketujuh, mampu menasehati suami yang sedang lalai dari ibadah dengan cara yang santun dan bijak. Ia bisa mengambil hati suaminya sebelum mengingatkannya. Cara demikian lebih bisa di terima suami ketimbang cara-cara langsung yang akan memperburuk situasi.
Kedelapan, memiliki prinsip hidup yang kuat. Ia tak mudah terpengaruh gaya hidup non islami yang sekarang ini gencar di budayakan oleh media massa. Sebagai muslimah ia harus tetap berpegang teguh pada ajaran Islam baik dari segi berpakaian, berprilaku dan lainnya. Ia pantang meniru lifestyle wanita non muslim. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa meniru gaya hidup suatu kaum, berarti ia termasuk golongan tersebut.”
Kesembilan, ia mampu menjaga penglihatannya dan kehormatannya. Ia tak mau memandang laki-laki selain suaminya. Kehormatannya di jaga mati-matian demi suaminya. Ia bersolek hanya untuk suaminya. Ini merupakan gambaran Bidadari Syurga. Allah SWT berfirman.. Yang artinya, “Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya. Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (Q.S An Nuur:31)
Kesepuluh, bersikap wara’. Ia tak mau mengkonsumsi makanan-makanan yang haram ataupun yang syubhat. Demikian pula ia menjaga suami dan anak-anaknya dari hal tersebut. Ia faham betul bahwa dari makanan yang baik dan halal akan lahir pula kepribadian-kepribadian yang baik. “Kuatnya agama adalah sikap wara’.” demikian sabda Nabi SAW.
Demikian sebagian karakteristik muslimah yang shalihah. Dengan karakteristik tersebut ia akan menampakkan kecantikan bathin yang akan abadi dan takkan lapuk oleh penuaan seperti halnya kecantikan jasmani.
Rasulullah SAW dalam sabdanya, “Dunia seluruhnya adalah perhiasan, dan perhiasan yang terindah adalah wanita yang shalihah.”
Wallahu A’laam..
Di rangkum dari Majalah Dakwah Cahaya Nabawiy Edisi No.62 th.
VI Jumadil Awwal 1429 H / Juni 2008 M.
sumber : http://arroudloh.wordpress.com/2010/05/05/10-karakteristik-wanita-shalehah/#comment-91
TAGS :
islam
5 Kesalahan Wanita Sebelum Menikah
Pernikahan yang indah tentunya impian banyak wanita. Banyak wanita yang menggantungkan harapan tinggi pada pernikahan tanpa melihat kenyataan. Kesalahan pun dilakukan dan kadang kala membuat rasa kecewa yang besar.
Untuk itu, ketahui kesalahan umum kaum wanita ketika mereka akan menikah. Tentunya, agar Anda tidak terjebak didalamnya dan melakukan kesalahan yang bisa berdampak negatif pada kehidupan pernikahan kelak.
1. Berpikir akan hidup bahagia selamanya
Sisi romantis wanita memang lebih besar dibandingkan pria. Dari kecil kita kita dijejali cerita putri dan pangeran yang berakhir menikah dan hidup bahagia selamanya. Jangan menggangap pernikahan adalah ujung dari kebahagiaan, tetapi merupakan proses pembelajaran dan saling mengenal.
Mempertahankan pernikahan merupakan kerja keras dan berpikirlah lebih realistis. Presentasenya adalah 20% kebahagiaan, 30% kepuasan dan 50% kerja keras.
2. Percaya bisa mengubah pasangannya ketika menikah
Wanita memiliki kecenderungan ingin mengubah pasangannya sesuai kualifikasinya dan sering berpikir “Dia pasti bisa berubah”. Secara tidak sadar, wanita sering mengungkapkan pada calon suaminya tentang kriteria pasangan idamannya. Hal tersebut tidak akan berhasil.
Jika Anda memaksa atau meminta pasangan Anda untuk berubah malah bisa menimbulkan masalah dalam hubungan. Cobalah menerima kekurangannya dan jika memang ada yang harus berubah itu karena kemauannya bukan karena paksaan Anda.
3. Kehilangan identitas
Jika Anda sangat bergantung pada pasangan sebaiknya segera ubah sikap Anda. Ketergantungan Anda bisa menjadi bumerang. Bahkan, nantinya bisa berkembang menjadi persoalan besar bagi kehidupan pernikahan dan membuat Anda kehilangan identitas diri. Ingatlah kalau sebuah hubungan itu saling melengkapi. Meminta pendapat pasangan memang penting tetapi tidak semua hal harus Anda gantungkan pada pasangan. Anda juga harus memiliki sikap mandiri dan tidak melulu mengandalkan pasangan.
4. Tidak membicarakan masa depan secara detail
Membicarakan masa depan secara detail harus dilakukan pada semua pasangan yang akan menikah. Mulai dari kesalahan apa yang tidak bisa ditolerir misalnya perselingkuhan, lalu jumlah anak, tempat tinggal, apakah nantinya Anda akan tetap bekerja, pembagian tanggung jawab, hal-hal tersebut harus disepakati sebelum menikah. Bicarakan juga prioritas, tujuan dan mimpi-mimpi Anda dalam membentuk rumah tangga. Usahakan, untuk memiliki target dalam 20 tahun mendatang. Hal-hal tersebut bisa menentukan apakah rumah tangga anda akan bahagia atau penuh konflik.
5. Menikah hanya karena cinta
Cinta bukanlah alasan yang cukup untuk menikah, kita dapat jatuh cinta karena beragam alasan. Dan, belum tentu pria yang kita cintai akan menjadi pasangan yang baik. Anda perlu menemukan partner untuk bisa diajak bekerjasama seumur hidup dan ketahui sejauh apa pasangan Anda bisa diajak kerjasama untuk membentuk sebuah rumah tangga.
sumber : http://seventine.wordpress.com/category/dunia-islam/
Untuk itu, ketahui kesalahan umum kaum wanita ketika mereka akan menikah. Tentunya, agar Anda tidak terjebak didalamnya dan melakukan kesalahan yang bisa berdampak negatif pada kehidupan pernikahan kelak.
1. Berpikir akan hidup bahagia selamanya
Sisi romantis wanita memang lebih besar dibandingkan pria. Dari kecil kita kita dijejali cerita putri dan pangeran yang berakhir menikah dan hidup bahagia selamanya. Jangan menggangap pernikahan adalah ujung dari kebahagiaan, tetapi merupakan proses pembelajaran dan saling mengenal.
Mempertahankan pernikahan merupakan kerja keras dan berpikirlah lebih realistis. Presentasenya adalah 20% kebahagiaan, 30% kepuasan dan 50% kerja keras.
2. Percaya bisa mengubah pasangannya ketika menikah
Wanita memiliki kecenderungan ingin mengubah pasangannya sesuai kualifikasinya dan sering berpikir “Dia pasti bisa berubah”. Secara tidak sadar, wanita sering mengungkapkan pada calon suaminya tentang kriteria pasangan idamannya. Hal tersebut tidak akan berhasil.
Jika Anda memaksa atau meminta pasangan Anda untuk berubah malah bisa menimbulkan masalah dalam hubungan. Cobalah menerima kekurangannya dan jika memang ada yang harus berubah itu karena kemauannya bukan karena paksaan Anda.
3. Kehilangan identitas
Jika Anda sangat bergantung pada pasangan sebaiknya segera ubah sikap Anda. Ketergantungan Anda bisa menjadi bumerang. Bahkan, nantinya bisa berkembang menjadi persoalan besar bagi kehidupan pernikahan dan membuat Anda kehilangan identitas diri. Ingatlah kalau sebuah hubungan itu saling melengkapi. Meminta pendapat pasangan memang penting tetapi tidak semua hal harus Anda gantungkan pada pasangan. Anda juga harus memiliki sikap mandiri dan tidak melulu mengandalkan pasangan.
4. Tidak membicarakan masa depan secara detail
Membicarakan masa depan secara detail harus dilakukan pada semua pasangan yang akan menikah. Mulai dari kesalahan apa yang tidak bisa ditolerir misalnya perselingkuhan, lalu jumlah anak, tempat tinggal, apakah nantinya Anda akan tetap bekerja, pembagian tanggung jawab, hal-hal tersebut harus disepakati sebelum menikah. Bicarakan juga prioritas, tujuan dan mimpi-mimpi Anda dalam membentuk rumah tangga. Usahakan, untuk memiliki target dalam 20 tahun mendatang. Hal-hal tersebut bisa menentukan apakah rumah tangga anda akan bahagia atau penuh konflik.
5. Menikah hanya karena cinta
Cinta bukanlah alasan yang cukup untuk menikah, kita dapat jatuh cinta karena beragam alasan. Dan, belum tentu pria yang kita cintai akan menjadi pasangan yang baik. Anda perlu menemukan partner untuk bisa diajak bekerjasama seumur hidup dan ketahui sejauh apa pasangan Anda bisa diajak kerjasama untuk membentuk sebuah rumah tangga.
sumber : http://seventine.wordpress.com/category/dunia-islam/
TAGS :
islam
Subscribe to:
Posts (Atom)