Sungguh ironis memang melihat di era teknologi sekarang ini masih ada desa yang mayoritas penduduknya hanya tamatan SMP ( Sekolah Menengah Pertama), bahkan SD (Sedkolah Dasar) pun tak tamat,
Terletak di lereng Gunung Slamet kebupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah, desa yang pendudukanya + 300 kepala keluarga ini tak ada yang memiliki pendidikan tingkat tinggi, mayoritas mereka hanya berpendidikan SMP itu pun hanya 10 orang dan SMA hanya ada 1 orang, sisanya? Jangan ditanya,, sisanya hanya mereka yang putus sekolah di bangku SD.
Penduduk yang mayoritasya kebanyakan berprofesi sebagai petani ini hanya mampu mengandalkan sekolah yang jauh dari kata layak. Adalah seorang mahasiswa asal Jawa Timur yang menemukan keadaan seperti ini, kemudian dengan dana seadanya ia mampu menyulap sebuah lapanagn menjadi tenda yang berfungsi untuk sekolah dadakan. hanya bermodalkan tenda dan kayu sebagai penjangganya.
Murid yang disini pun tergolong murid ytang spesial mengapa? hampir semua pelajar disini adalah orang-orang yang putus sekolah dan sudah berusia lanjut,, mereka bersokolah untuk melanjutkan paket A dan paket B.
So, dana sekolah didapat dari mana?
Disini uniknya, sekolah tidak membertakan para pelajar yang umumnya kaum lansia tersbut, sebagai balasannya para siswa hanya membberikan sedikit dari hasil panen mereka kepada pengajar sebagai tanda terimakasih atas ilmunya, ya bisa berupa buah-buahan sayur mayur dan hasil bumi lainnya, dianatara mereka ada yang membawa pipsang, pepay, singkong, bawang merah, bahkana ada yang datang dengan membawa seikat bayam.
Sungguh ironis memang, ditengah carut marut tentang kebocoran UN di negara ini masih ada penduduknya yang hanya tamatan SMP bahkan SD pun tak tamat.
Ini lah Indonesia dengan segla keunikan dan kemalangannya, dilereng Gunung Slamet penduduknya kurang Slamet untuk bidang akademis.
Ini lah Indonesia dengan segla keunikan dan kemalangannya, dilereng Gunung Slamet penduduknya kurang Slamet untuk bidang akademis.
0 comments:
Post a Comment