"Sepuluh hari abang memang mendiamkan adek, abang lakukan semua itu untuk kebaikan adek. Jujur abang pun sakit menahan rindu." Begitu ucapmu, kala kita berbicara.
Kau saja tersiksa Bang. Apalagi aku 😔. Sepuluh hari kau mendiamkan aku, tak memberi kabar. Hampir saja aku mengambil keputusan yang salah untuk mengakhiri hubungan kita. Namun, malam itu tepat di hari ke sepuluh kau datang minta maaf dan menyakinkan aku untuk mempertahankan cerita kita. Hingga akhirnya aku pun memutuskan untuk kali kedua mempertahankan hubungan kita, karena rasa sayang yang masih ada.
Malam ini, kita bertemu. Tak seperti biasanya, katamu kau lelah namun kau masih menyediakan waktumu untukku. Dan inilah waktu yang selama ini aku tunggu-tunggu, berbagi cerita denganmu. Tentang kita. Hal yang sudah lama tak kita lakukan.
Mungkin kau ingin menunjukkan keyakinanmu padaku lagi, atau kau ingin rasa itu kembali lagi. Apapun itu aku harap akan memperbaiki hubungan cerita kita.
Malam ini pun aku kembali mencium wangi yang sudah lama aku rindukan. Ah memang wangimu saja mampu menggantikan duniaku. Aku harap kau bisa seterusnya seperti ini. Aku harap kau bisa kembali menjadi seperti yang aku cinta.
So sayang, kapan kita kembali menikmati waktu bersama, berjalan berdua di keramaian, atau pun berfoto berdua kembali. Aku tunggu waktumu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment