Sebuah Emosi




kuakui aku dulu salah telah membuat sebuah kesalahn besr dan yang amat kau benci,
hingga sampai detik ini aku tak dapat memaafkan diriku sendiri,walau tlh beribu kata maaf ku
ucap
kesalahan itu selalu menyiksa bathin ku hingga akhirnya hingga detik ini aku tak bisa menebus rasa bersalahku padamu
andai saja kau tahu,
kala itu aku melakukannya krna terpaksa,aku tak ingin
namun mereka meminta,apa daya ku
tak ingin aku menyampaikan aib mereka hingga aku menahan ini sendiri


jika datang egois ku seperti malam ini aku ingin
ingin membalikan waktu seperti aku mengenalmu walau itu salah
aku ingin menghiburmu
tapi aku tak ingin kembali lagi mngulanginya

semua egois ku malam ini ku caba torehkan pada tulisan ini

malam ini aku ingin bercerita
ini malam minggu yang kesekian kalinya ku lewati tanpa tawa mu
aku hanya bisa terbaring tak berdaya mengingat semua kisah kita dulu
"kita" masihkan pantas aku memakai kata kita setelah pengakuan itu??
pengakuan yang menyayat-nyat hati ku dan hati mu
yang terpaksa ku katakan meski pahitnya hingga kini
pengakuan yang cepat atau lambat pasti kau kan tahu

tadi ketika aku datang
aku ingin melihatmu walau aku tahu semua yang ku lakukan adalah dosa
tapi aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja tiada niat yang lain
namun bagi ku untung tak dapat ku dapat aku tak mendapati dirimu
ku coba tuk ketempat kau membeli buku namun tak jua ku dapati,hingga
aku memustukan tuk membeli sebuha novel yang ku harap bisa melupakan hasrta tolol ku ini
sambil dalam perjalanan pulang aku slalu memohon padaNya agar bisa menghilangkanmu dari alma pikir dan hatiku
agar aku bisa tenang hidup tanpa bayang-bayangmu,hidup tanpa rasa bersalah yang menyiksa ku tiap malam
walau tahajud tlah ku tegakkan
namun malang bagiku,
novel yang ku beli mengingatkan ku padamu,tempat lahir dan besarmu
seketika itu juga aku tak tahu harus buat apa,ku banting benda itu dan kunyalakan komputerku sambil menulis
menulis kisahku dan emosi ku hari ini
krna ku tahu jika aku cerita kepada mereka aku yakin mereka akan menghina,mengolok-olok
 biar ini menjadi kisah ku
kisah ku dengan warna ungu. . . .

jika saja agama ku mengizinkan,aku ingin berkomunikasi  sekedar bertanya
apa kabarmu??bagaimana dirimu??sehatkah kau??
jujur jika agamu ku membolehkan aku ingin kembali bercanda seperti dulu walau hany dalam mimpi.

namun semua dilarang
rinduku
mimpiku
anganku

kini ketika semua itu datang dan terutama rasa bersalah itu menerpa izinka aku bertasbih untukmu mendoakanmu
memanjatkan ayat-ayatNya untukmu
untuk melepas semau itu
ku harap aku tahu dan mengrti akan ku
akan semuanya
serta membebaskan aku dari siksa yang mnggalayuti hatiku tiap saat

DOA MENGHAPADAPI UN (UJIAN NASIONAL)



Setelah tadi malam saya mengikuti dia bersama di daerah sokaraja yang diadakan dalam rangka doa bersama untuk menghadapu Ujian Nasioanal. Dari pengajian tersebut saya mendapat suatu yang senoga bisa bermanfaat untuk kita semuam terutama untuk siswa yang akan mengikuti Ujian Nasional yaitu kelas 6 SD, 9 SMP dan 12 SMA berikut adalah doa yang insya Allah bisa membawa kita kepada kesuksesan dan kita juga jangan hanya berdoa saja harus di imbangi dengan berusaha, tidak mungkin kesuksesan akan tercapai jika hanya usaha saja tau berdoa saja, kedua hal tersebut harus kita lakukan untuk mencapai kesuksesan yang maksimal.

  1. Setelah Shalat maghrib kita dan kedua orangtua kita membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 12X.
  2. Sebelum berangkat ujian kita meminta maaf dan meminta doa restu kepada kedua orangtua kita dan membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 10X.
  3. Saat Ujian baca surat Al-Fatihah 1x yang ditunjukan kepada guru mata pelajaran yang diujikan.
ada juga doa lain yang bisa kita laksanakan:
  1. Membaca Al-Fatihah 3x, Istighfar 21x, Al-Ikhlas, An-Nas, Al-Falaq dan Ayat Kursi, baca sebelum tidur samapi ujian berlangsung.
  2. Doa ketika menghadapi Ujian Allahummaj'allumi wal imtihanaati minannasihiina, artinya Ya Allah jadikanlah belajar & ujianku berada dalam keberhasilan.

Sekian doa yang semoga bermanfaat.
Wasalam


link from :http://theredream.blogspot.com/2010/03/doa-menghadapi-un-ujian-nasional.html

Menghayati Hidup Dengan Kasih Sayang



Menghayati Hidup Dengan Kasih Sayang

By: agussyafii

Secara psikologis orang yang sehat adalah orang yang mampu mendermakan cinta pada sesamanya. Sedangkan orang yang hatinya dipenuhi rasa permusuhan, dengki, cemburu dan kebencian semuanya merupakan beban mental yang menjurus pada penyakit kejiwaan.

Dalam Islam, penghayatan kasih sayang digunakanlah istilah ridha. Pengertian ridha adalah sikap yang didasari pengetahuan, kesadaran dan keyakinan bahwa kasih sayang Allah meluap memenuhi ruang dan waktu. Sesungguhnya hidup kita dalam lingkup kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sikap ridha akan selalu berpikir positif terhadap hidup karena dibalik fragmen kehidupan terkadang ada adegan-adegan yang pahit dan buram mekipun terkandung hikmah dari pancaran kasih sayang Allah.

Bagi orang yang mencapai derajat ridha akan selalu melihat hikmah dibalik musibah maupun cobaan. Setiap musibah menyimpan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, Allah melimpahkan kasih sayangNya. Dan kemungkinan kedua, karena kelalaian manusia itu sendiri. Dengan demikian ritme hidup kita ditandai dengan dialektika rasa syukur dan sikap sabar. antara harapan dan kecemasan, antara kelegaan dan penyesalan. Namun semua itu bagi orang yang ridha akan dihadapinya dengan sikap optimis dan pandangan positif karena begitu yakinnya akan kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang dibentangkan melalui sayap Rahman dan RahimNya dan disisi lain melalui tawaran taubat dan maghfiroh atau ampunan.

Menurut al-Quran dijelaskan bahwa kehidupan dunia itu baik tetapi jauh lebih baik kalau kebaikan di dunia dijadikan wahana atau tangga untuk menuju kehidupan akherat yang lebih baik. 'The will to love' yang secara intrinsik dimiliki oleh kita akan menyesatkan kalau hanya mencintai yang fana atau semu. Maka bentuk ancaman dan perintah Allah yang tertuang di dalam kitab suci semuanya dalam konteks kasih sayang Allah untuk menyelamatkan kita agar tidak terjatuh menjadi hawa nafsunya sendiri atau menjadi hamba makhluk yang lebih rendah atau sama derajatnya dengan diri kita.

Rasa keterasingan, kesunyian ditengah keramaian, merasa kesepian dalam kesendirian akan terkikis secara emosional apabila kita memiliki hubungan yang hangat dengan Yang Maha Kasih. Ketiadaan hubungan kepada yang Maha Kasih inilah yang menimpa banyak orang sehingga begitu mudahnya terseret pada situasi putus asa bahkan sampai bunuh diri. Berdasarkan survei penyebab bunuh diri ditengah masyarakat justru bukanlah masalah yang teramat berat. Diantaranya karena kekecewaan akibat putus cinta, perselisihan rumah tangga, gagal dalam karier telah membuat seseorang melakukan tindakan bunuh diri. Hal ini menunjukkan betapa dangkal dan lemahnya iman seseorang dalam menghayati hidup.

Dalam pandangan Islam, mereka telah terperosok dalam 'pinggiran' dimensi spiritual yang mampu menangkap dan merasakan kehadiran Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam dirinya tidak bisa berfungsi. Hatinya telah tertutupi oleh nafsu bagi masuknya cahaya dan kasih sayang Allah sehingga mereka juga kehilangan kasih sayang yang ada pada dirinya.

Demikianlah bila dunia hanya pendekatan sistem, teknis dan teknologi semata akan memunculkan kehidupan yang kering, mekanik dan tidak manusiawi. Produk sistem dan teknologi tanpa visi cinta dan kasih sayang Ilahi Robbi maka menjadikan hidup kita tak ubahnya seperti robot, kesepian dalam keramaian, kesendirian tak berteman.

Paradigma kasih sayang akan menuntun kita sikap arif dan konsisten untuk mengembangkan potensi kemanusiaan maka realitas dunia tampak begitu indah sekaligus challenging, bukan fringtening. Orang Mukmin adalah 'Lover of Wisdom' atau Cinta Kearifan. Karena cinta kearifan dan semangatnya pada kemanusiaan maka Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Salam semakin nampak tegar dan anggun ditengah cobaan dan tantangan yang selalu menghadang dan mengitarinya. Lantas bagaimana dengan kita? Mampukah kita meneladani Nabi Muhammad?

Apakah Pacaran itu Haram



Manusia diciptakan oleh Allah ta'ala dengan membawa fitrah (insting) untuk mencintai lawan jenisnya. sebagaimana firmanNya : "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu Wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." (QS. Ali-Imran : 14).

Berkata Imam Qurthubi : "Allah ta'ala memulai dengan wanita karena kebanyakan manusia menginginkannya, juga karena mereka merupakan jerat-jerat syetan yang menjadi fitnah bagi kaum laki-laki, sebagaimana sabda Rasulullah SAW : "Tiadalah aku tinggalkan setelahku fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada wanita." (HR. Bukhari : 5696, Muslim : 2740, Tirmidzi : 2780, Ibnu Majah : 3998).

Oleh karena itu, wanita adalah fitnah terbesar dibanding yang lainnya. (Tafsir Qurthubi 2/20). Rasulullah SAW pun, sebagai manusia tak luput dari rasa cinta terhadap wanita. Dari Annas bin Malik RA berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Disenangkan kepadaku dari urusan dunia wewangian dan wanita." (HR. Ahmad 3/285, Nasa'i 7/61, Baihaqi 7/78 dan Abu Ya'la 6/199 dengan sanad hasan. Lihat Al-Misykah : 5261).

Karena cinta merupakan fitrah manusia, maka Allah ta'ala menjadikan wanita sebagai perhiasan dunia dan nikmat yang dijanjikan bagi orang-orang beriman di surga dengan bidadarinya.
Dari Abdullah bin Amr bin Ash RA berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita yang shalihah." (HR. Muslim 10/56, Nasa'i 6/69, Ibnu Majah 1/571, Ahmad 2/168, Baihaqi 7/80).


Allah berfirman : "Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik." (QS. Ar-Rahman : 70).

Namun, Islam sebagai agama paripurna para Rasul, tidak membiarkan fitnah itu mengembara tanpa batas, Islam telah mengatur dengan tegas bagaimana menyalurkan cinta, juga bagaimana batas pergaulan antara dua insan lawan jenis sebelum nikah, agar semuanya tetap berada dalam koridor etika dan norma yang sesuai dengan syari'at.

*** 

Etika Pergaulan Lawan Jenis Dalam Islam

1. Menundukan pandangan terhadap lawan jenis
Allah memerintahkan kaum laki-laki untuk menundukan pandangannya, sebagaimana firmanNya : Katakanlah kepada laki-laki yang beriman : "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya." (QS. An-Nur : 30).
Sebagaimana hal ini juga diperintahkan kepada wanita beriman, Allah berfirman : Dan katakanlah kepada wanita yang beriman : "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya." (QS. An-Nur : 31).

2. Menutup aurat
Allah berfirman : "Dan janganlah mereka menampakan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya." (QS. An-Nur : 31).
Juga firmanNya : Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu'min : "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab : 59).
Perintah menutup aurat juga berlaku bagi semua jenis, sebagaimana sebuah hadits : Dari Abu Sa'id Al-Khudri RA berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Janganlah seorang laki-laki memandang aurat laki-laki, begitu juga wanita jangan melihat aurat wanita." (HR. Muslim 1/641, Abu Dawud 4018, Tirmidzi 2793, Ibnu Majah 661).

3. Adanya pembatas antara laki-laki dengan wanita
Kalau ada sebuah keperluan terhadap lawan jenis, harus disampaikan dari balik tabir pembatas. Sebagaimana firmanNya : "Dan apabila kalian meminta sesuatu kepada mereka (para wanita) maka mintalah dari balik hijab." (QS. Al-Ahzab : 53).

4. Tidak berdua-duaan dengan lawan jenis
Dari Ibnu Abbas RA berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda; "Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan (Khalwat) dengan wanita kecuali bersama mahramnya." (HR. Bukhari 9/330, Muslim 1341).
Dari Jabir bin Samurah berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Janganlah salah seorang dari kalian berdua-duaan dengan seorang wanita, karena syetan akan menjadi yang ketiganya." (HR. Ahmad 1/18, Tirmidzi 3/374 dengan sanad Shahih, lihat Takhrij Misykah 3188).

5. Tidak mendayukan ucapan
Seorang wanita dilarang mendayukan ucapan saat berbicara kepada selain suami. Firman Allah : "Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik." (QS. Al-Ahzab : 32).
Berkata Imam Ibnu Katsir : "Ini adalah beberapa etika yang diperintahkan oleh Allah kepada para istri Rasulullah saw serta para wanita mu'minah lainnya, yaitu hendaklah dia kalau berbicara dengan orang lain tanpa suara merdu, dalam artian janganlah seorang wanita berbicara dengan orang lain sebagimana dia berbicara dengan suaminya." (Tafsir Ibnu Katsir 3/530).



6. Tidak menyentuh lawan jenis
Dari Ma'qil bin Yasar RA berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi itu masih lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya." (HR. Thabrani dalam Mu'jam Kabir 20/174/386 dan Rauyani dalam musnadnya 1283 dengan sanad hasan, lihat Ash-Shohihah 1/447/226).
Berkata Syaikh Al-Albani rahimahullah : "Dalam hadits ini terdapat ancaman keras terhadap orang-orang yang menyentuh wanita yang tidak halal baginya." (Ash-Shohihah 1/448).
Rasulullah SAW tidak pernah menyentuh wanita meskipun dalam saat-saat penting seperti membai'at dan lain-lain. Dari 'Aisyah berkata : "Demi Allah, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat." (HR. Bukhari 4891).
Inilah sebagian etika pergaulan laki-laki dengan wanita selain mahram, yang mana apabila seseorang melanggar semuanya atau sebagiannya saja akan menjadi dosa zina baginya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW : Dari Abu Hurairah RA dari Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya Allah menetapkan untuk anak adam bagiannya dari zina, yang pasti akan mengenainya. zina mata dengan memandang, zina lisan dengan berbicara, sedangkan jiwa berkeinginan serta berangan-angan, lalu farji yang akan membenarkan atau mendustakan semuanya." (HR. Bukhari 4/170, Muslim 8.52, Abu Dawud 2152).
Padahal Allah ta'ala telah melarang perbuatan zina dan segala sesuatu yang bisa mendekati perzinaan (Lihat Hirosatul Fadhilah oleh Syaikh Bakr Abu Zaid, Hal. 94-98) sebagaimana firmanNya : "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra' : 32).

*** 

Hukum Pacaran

Setelah memperhatikan ayat dan hadits di atas, maka tidak diragukan lagi bahwa pacaran itu haram, karena beberapa sebab berikut :

1. Orang yang sedang pacaran tidak mungkin menundukan pandangannya terhadap kekasihnya.

2. Orang yang sedang pacaran tidak akan bisa menjaga hijab.

3. Orang yang sedang pacaran biasanya sering berdua-duaan dengan kekasihnya, baik di dalam rumah atau di luar rumah.

4. Wanita akan bersikap manja dan mendayukan suaranya saat bersama kekasihnya.

5. Pacaran identik dengan saling menyentuh antara laki-laki dengan wanita, meskipun itu hanya jabat tangan.

6. Orang yang sedang pacaran, bisa dipastikan selalu membayangkan orang yang dicintainya.

Dalam kamus pacaran, hal-hal tersebut adalah lumrah dilakukan, padahal satu hal saja cukup untuk mengharamkan pacaran, lalu bagaimana kalau semuanya?

*** 

Fatwa Ulama' Seputar Pacaran

Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin ditanya tentang hubungan cinta sebelum nikah (pacaran)? Jawab beliau : Jika hubungan itu sebelum akad nikah, baik sudah lamaran ataupun belum, maka hukumnya haram, karena tidak boleh seseorang untuk bersenang-senang dengan wanita asing (bukan mahramnya) baik lewat ucapan, memandang, ataupun berdua-duaan. Sebagaimana telah tsabit dari Rasulullah SAW, bahwa beliau bersabda : "Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan seorang wanita kecuali bersama mahramnya, dan janganlah seorang wanita bepergian kecuali bersama mahramnya". (Fatwa Islamiyah kumpulan Muhammad Al-Musnid 3/80).

Syaikh Abdullah bin Abdur Rahman Al-Jibrin ditanya : "Kalau ada seorang laki-laki yang berkorespondensi dengan seorang wanita yang bukan mahramnya, yang pada akhirnya mereka saling mencintai, apakah perbuatan itu haram?" Jawab beliau : Perbuatan itu tidak diperbolehkan, karena bisa menimbulkan syahwat di antara keduanya, serta mendorongnya untuk bertemu dan berhubungan, yang mana korespondensi semacam itu banyak menimbulkan fitnah dan menanamkan dalam hati seseorang untuk mencintai perzinaan yang akan bisa menjerumuskan seseorang pada perbuatan keji, maka saya menasehatkan kepada setiap orang yang menginginkan kebaikan bagi dirinya untuk menghindari surat-suratan, pembicaraan lewat telepon serta perbuatan semacamnya demi menjaga agama dan kehormatannya.

Syaikh Jibrin juga ditanya : "Apa hukumnya kalau ada seorang pemuda yang belum menikah menelepon gadis yang belum menikah?" Jawab beliau : Tidak boleh berbicara dengan wanita asing (bukan mahramnya) dengan pembicaraan yang bisa menimbulkan syahwat, seperti rayuan, mendayukan suara baik lewat telepon maupun lainnya. Sebagaimana firman Allah ta'ala : "Dan janganlah kalian melembutkan suara, sehingga akan berkeinginan orang-orang yang hatinya terdapat penyakit." (QS. Al-Ahzab : 32). Adapun kalau pembicaraan itu untuk sebuah keperluan, maka hal itu tidak mengapa apabila selamat dari fitnah, akan tetapi hanya sekedar keperluan. (Fatawa Islamiyah 3/97).

***

Syubhat dan Jawabannya

Sebenarnya, keharaman pacaran lebih jelas dari pada matahari di siang bolong. Namun begitu masih ada yang berusaha menolaknya walaupun dengan dalil yang sangat rapuh, serapuh rumah laba-laba, diantara syubhat itu adalah :

Tidak bisa dipukul rata bahwa pacaran itu haram, karena bisa saja orang pacaran yang Islami, tanpa melanggar syariat.
Jawab : Istilah "Pacaran Islami" itu cuma ada dalam khayalan, dan tidak pernah ada wujudnya. Karena anggaplah bisa menghindari khalwat, menyentuh serta menutup aurat. tapi tetap tidak akan bisa menghindari dari saling memandang. Atau paling tidak membayangkan dan memikirkan kekasihnya. Yang mana hal itu sudah cukup mengharamkan pacaran.

Orang sebelum memasuki dunia pernikahan, butuh untuk mengenal dahulu calon pasangan hidupnya, baik sisi fisik maupun karakter, yang mana hal itu tidak akan bisa dilakukan tanpa pacaran, karena bagaimanapun juga kegagalan sebelum menikah akan jauh lebih ringan daripada kalau terjadi setelah nikah.
Jawab : Memang, mengenal fisik dan karakter calon istri maupun suami merupakan suatu hal yang dibutuhkan orang sebelum memasuki biduk pernikahan, agar tidak ada penyesalan di kemudian hari, juga tidak terkesan membeli kucing dalam karung. Namun, tujuan ini tidak bisa menghalalkan sesuatu yang haram.

Ditambah lagi, bahwa orang yang sedang jatuh cinta akan berusaha menanyakan segala yang baik dengan menutupi kekurangannya di hadapan kekasihnya. Juga orang yang sedang jatuh cinta akan menjadi buta dan tuli terhadap perbuatan kekasihnya, sehingga akan melihat semua yang dilakukannya adalah kebaikan tanpa cacat. (Lihat Faidhul Qodir oleh Imam Al-Munawi 3/454). Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Darda : "Cintamu pada sesuatu membuatmu buta dan tuli." (Hadits lemah baik marfu' maupun mauquf, riwayat Bukhari dalam Tarikh Kabir 2/1/157, Abu Dawud 5130, Ahmad 5/194, Lihat Silsilah Dloifah 4/348/1868).

Ma'raji : Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf / Majalah Al-Furqon Edisi 8 Th.II/Rabi'ul Awwal 1424.

rasaku

hari ini hari yang membuat jantung ku lebih berdetak kencang
ketika aku kan memberikanna padamu
sejuta ragu menyesak di hatiku
antara ingin memberi atau tidak
antara takut dan malu

namun dukungan sahabat-sahabat yang mengerti akan rasaku
memberikan sebuah solusi yang selalu ku takuti

walau tak ku tatap kau langsung
krna sesungguhnya aku malu
malu tuk menapakkan wajah hinaku
wajah salahku
dan aku takut 
takut tuk menampakkan wajahku bila akhirny kau tetap marah
benci padaku

namun aku berharap kau menemukan wajah penyesalan ku disana
kau melihat tulusnya aku
kau tahu betapa aku mulai menyayangimu 
walau itu semua salah dan dosa

aku tak ingin berharap lebih
terserah mau kau apakan
namun aku berharap 
kau tahu maksud hati dan barang-barang itu

aku hanya ingin kau seperti yudistira
bijaksana dan bertanggung jawab
aku ingin kau selalu mengingat NYa
dan tak pernah lepas dari bibirmu asmaNYa

malam ini aku terkejut ketika aku melihat
melihat kau disana
aku mnecoba mengubur semua mimpi salahku
namun hanya sedetik aku teringat teringat kau lagi

tapi aku cepat sadar
biarlah ini menjadi kenanganku
kenangan yang takkan ku lupa

krna kau sekarang dan selamanya kan menempati tempat dihatiku
tempat yang tak dapat menghapus nama dan wajahmu serata hatimu
tempat yang takkan terganti
tempat yang selamanya kau disitu

kumohon terimalah walau
kau menerimanya dengan rasa paksa dan iba

krna aku tulus memberinya. . . 

Cinta Seputih Salju

Berkatalah Selembar kertas seputih salju, "Aku dicipta penuh kesucian,dan aku akan tetap suci selamanya.Lebih baik terbakar menjadi abu daripada menderita sentuhan kegelapan, atau kekotoran menodaiku."

Botol tinta mendengar apa yang telah dikatakan kertas dan tertawa terbahak-bahak dengan hati diliputi kegelapan, tetapi ia tak pernah berani mendekatinya.Pensil warna-warna juga mnedengar,dan mereka juga tak pernah mengganggunya.

kertas seputih salju itu tetap murni dan suci selamanya,murni suci-dan kosong

*kahlil gibran

IMPIAN VS KAMU

dua minggu lagi ultahmu
hari dimana usia mu bertambah
sejujurnya aku ingin menjadi yang pertama untuk
megucapkan kata2 indah diharimu

tapi apa daya ku
disaat yang sama aku pun harus memilih
antara kamu dan impian ku

binggung
apa yang harus ku pilih

padahal sebenarnya tlah terbesit dibenakku
tentang mu dihari itu
dan,
sebenarnya ku tlah siapkan satu hal yang kan ku beri
tepat dihari itu

tapi apa daya
aku tetap harus menentukan pilihan

beri tahu aku apa yang harus ku pilih???

Bloggerperempuan

Blogger Perempuan
 
Catatan Si Butet Blog Design by Ipietoon