cerita hari ini


hari ini aku mau cerita
ia curhat sih tepatnya hihi(dg sedikit wajah yg cengeng)tadi aq keingat dya dan jadi kgne ma dya da lama bgt g lihat dya. . aq tahu ini dosa tapi salah aku
smlm tak sengaja ku lihat ststus dya dsana ku lht dya sdg jth cnta aq emng g da hak wat cmburu dan aku rela tapi entah knp di tahajud ku aku menangis
jujuq aku dulu bnci dya dan kini semua berbalik
aku g ingin mnta lbh dgmu Tuhan aku cuma mau bantu aku melupakn dya
melupakan dan menbus dosa ini
"tawamu dulu begitu indah ditelinga begitu indah ku dengar di hari hari
kau membuat hidupku yang gelap mnjadi terang yang hitam menjadi putih
namun kini semua mnjadi kelabu kini tawa itu bukan tuk ku lagi bukan pula milikku lagi
aku sering bermimpi tentang mu entah ini dosa atau petunjuk yang jelas aku senang dg mimpi itu setidaknya ada pengobat rindu (hehehe terlalu ngarep)
klw kata ku kini tiada lagi bintang terang ku semua tlh berubha mndung
namun aku tetap percaya akan ada keajaban tangan tuhan. . .
udah achh curhatku mlm ini
aku cuma mau nagku (yeachhh syukut dia baca dan paham bhwa walau dosa aku kengen ma sngt da tawana dan inspirasi dya bintang pnyemanagt ku,udah aku mau sholat aku g mau nambah dosa Astagforlloh)


Sedih selalu ku simpan
Luka lama Lalu Lalang
Bikin Badan Bolak Balik
Coba Cara Cari Cita

Lewat Lahan Lupakan Luka
Warna warni walau warung
kamu kawan kami kerasan
bersama bulan bintang bertaburan
langit lelap langit lenyap
kerlap kerlip kunang-kunang
temani taman tanpa tanaman
gersang gurah gundah gulana
kering kerontang karena kalah
kapan kita kan kenang
hari hari hidup harmonis

Wanita yang Aduannya Didengar Allah dari Langit Ketujuh



Beliau adalah Khaulah binti Tsa’labah bin Ashram bin Fahar bin Tsa’labah Ghanam bin Auf. Suaminya adalah saudara dari Ubadah bin Shamit, yaitu Aus bin Shamit bin Qais. Aus bin Shamit bin Qais termasuk sahabat Rasulullah yang selalu mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam peperangan, termasuk perang Badar dan perang Uhud. Anak mereka bernama Rabi’.

Suatu hari, Khaulah binti Tsa’labah mendapati suaminya sedang menghadapi suatu masalah. Masalah tersebut kemudian memicu kemarahannya terhadap Khaulah, sehingga dari mulut Aus terucap perkataan, “Bagiku, engkau ini seperti punggung ibuku.” Kemudian Aus keluar dan duduk-duduk bersama orang-orang. Beberapa lama kemudian Aus masuk rumah dan ‘menginginkan’ Khaulah. Akan tetapi kesadaran hati dan kehalusan perasaan Khaulah membuatnya menolak hingga jelas hukum Allah terhadap kejadian yang baru pertama kali terjadi dalam sejarah islam (yaitu dhihaar). Khaulah berkata, “Tidak… jangan! Demi yang jiwa Khaulah berada di tangan-Nya, engkau tidak boleh menjamahku karena engkau telah mengatakan sesuatu yang telah engkau ucapkan terhadapku sampai Allah dan Rasul-Nya memutuskan hukum tentang peristiwa yang menimpa kita.”

Kemudian Khaulah keluar menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meminta fatwa dan berdialog tentang peristiwa tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kami belum pernah mendapatkan perintah berkenaan dengan urusanmu tersebut… aku tidak melihat melainkan engkau sudah haram baginya.” Sesudah itu Khaulah senantiasa mengangkat kedua tangannya ke langit sedangkan di hatinya tersimpan kesedihan dan kesusahan. Beliau berdo’a, “Ya Allah sesungguhnya aku mengadu tentang peristiwa yang menimpa diriku.” Tiada henti-hentinya wanita ini ini berdo’a hingga suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pingsan sebagaimana biasanya beliau pingsan tatkala menerima wahyu. Kemudian setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sadar, beliau bersabda, “Wahai Khaulah, sungguh Allah telah menurunkan ayat Al-Qur’an tentang dirimu dan suamimu.” kemudian beliau membaca firman Allah yang artinya,

“Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat…..” sampai firman Allah: “Dan bagi orang-orang kafir ada siksaan yang pedih.” (QS. Al-Mujadalah:1-4)

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan kepada Khaulah tentang kafarah dhihaar, yaitu memerdekakan budak, jika tidak mampu memerdekakan budak maka berpuasa 2 bulan berturut-turut atau jika masih tidak mampu berpuasa maka memberi makan sebanyak 60 orang miskin.

Inilah wanita mukminah yang dididik oleh islam, wanita yang telah menghentikan khalifah Umar bin Khaththab saat berjalan untuk memberikan wejangan dan nasehat kepadanya. Dalam sebuah riwayat, Umar berkata, “Demi Allah seandainya beliau tidak menyudahi nasehatnya kepadaku hingga malam hari maka aku tidak akan menyudahinya sehingga beliau selesaikan apa yang dia kehendaki, kecuali jika telah datang waktu shalat maka saya akan mengerjakan shalat kemudian kembali untuk mendengarkannya hingga selesai keperluannya.”

Alangkah bagusnya akhlaq Khaulah, beliau berdiri di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berdialog untuk meminta fatwa, adapun istighatsah dan mengadu tidak ditujukan melainkan hanya kepada Allah Ta’ala. Beliau berdo’a tak henti-hentinya dengan penuh harap, penuh dengan kesedihan dan kesusahan serta penyesalan yang mendalam. Sehingga do’anya didengar Allah dari langit ketujuh.

Allah berfirman yang artinya, “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah (berdo’a) kepada–Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al-Mu’min: 60)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda yang artinya, “Sesungguhnya Rabb kalian Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi itu Maha Malu lagi Maha Mulia, Dia malu terhadap hamba-Nya jika hamba-Nya mengangkat kedua tangannya kepada-Nya untuk mengembalikan keduanya dalam keadaan kosong (tidak dikabulkan).” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Hikmah

Tidak setiap do’a langsung dikabulkan oleh Allah. Ada faktor-faktor yang menyebabkan do’a dikabulkan serta adab-adab dalam berdo’a, diantaranya:

1) Ikhlash karena Allah semata adalah syarat yang paling utama dan pertama, sebagaimana firman Allah yang artinya, “Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya).” (QS. Al-Mu’min: 14)

2) Mengawali do’a dengan pujian dan sanjungan kepada Allah, diikuti dengan bacaan shalawat atas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan diakhiri dengan shalawat lalu tahmid.

3) Bersungguh-sungguh dalam memanjatkan do’a serta yakin akan dikabulkan. Sebagaimana yang dilakukan oleh Khaulah binti Tsa’labah radhiyallahu ‘anha.

4) Mendesak dengan penuh kerendahan dalam berdo’a, tidak terburu-buru serta khusyu’ dalam berdo’a.

5) Tidak boleh berdo’a dan memohon sesuatu kecuali hanya kepada Allah semata.

6) Serta hal-hal lain yang sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Selain hal-hal di atas, agar do’a kita terkabul maka hendaknya kita perhatikan waktu, keadaan, dan tempat ketika kita berdo’a. Disyari’atkan untuk berdo’a pada waktu, keadaan dan tempat yang mustajab untuk berdo’a. Ketiga hal tersebut merupakan faktor yang penting bagi terkabulnya do’a.

Diantara waktu-waktu yang mustajab tersebut adalah:

1) Malam Lailatul qadar.
2) Pertengahan malam terakhir, ketika tinggal sepertiga malam yang akhir.
3) Akhir setiap shalat wajib sebelum salam.
4) Waktu di antara adzan dan iqomah.
5) Pada saat turun hujan.
6) Serta waktu, keadaan, dan tempat lainnya yang telah diberitakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Semoga Allah memberikan kita taufiq agar kita semakin bersemangat dan memperbanyak do’a kepada Allah atas segala hajat dan masalah kita. Saudariku, jangan sekali pun kita berdo’a kepada selain-Nya karena tiada Dzat yang berhak untuk diibadahi selain Allah Subhanahu wa Ta’ala dan janganlah kita berputus asa ketika do’a kita belum dikabulkan oleh Allah. Wallahu Ta’ala a’lam.

Penyusun: Ummu Sufyan

Maraji’:

1. Wanita-wanita Teladan di Masa Rasulullah (Pustaka At-Tibyan)
2. Do’a dan Wirid (Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawaz – Pustaka Imam Syafi’i)

Kerinduan




Kucoba tumpahkan perasaan
lewat pena yang terpaksa
Hayati yang telah kulalui
Kuingat kembali segala yang pernah terjadi

yang terjadi adalah kesalahan
yang terjadi adalah kebimbangan
yang terjadi adalah ketidakpastian
yang terjadi adalah kerinduan
yang terjadi adalah merindukanmu

Tak Berjudul



Semua masih begitu jelas diingatanku
Perjalanan yang pernah kita lalui
tuk mencapai asa,kata.dan rasa

Semua masih lekang diingtanku kan janji
yang tak mungkin lagi bisa kau dan aku tepati
Semua perjalanan yang pernah kita lalui,
sesungguhnya t'lah tertulis rapi dicatatan kita

Mengenalmu dalam satu perjalanan adalah satu anugrah
pernah berjalan disampingmu adalah kebahagiaan
tegak disisimu adalah karunia
denagnmu adalah kenangan
dan kamu adalah yang terindah

Dalam terang kau bimbing
dalam gelap kau tuntun
dalam sepi kau datang
dalam riang kau ingatkan

Sinarmu tak pernah padam
meski malm kadang menghilang
sinarmu tak pernah redup
meski waktu kan surut
Sinarmu tetap ada dan akan ada
krna sinarmu ada disemangatku


pekanbaru,09 april 2010
Nur Khanifah

Ketika DOsaku Krnamu



Aku ingin menatapmu
tapi aq takut tatapanku menjadi syahwat,

aku ingin tersenyum padamu tapi aku takut kau tak membalasnya,

aku ingin menyapamu tapi aku masih takut sapaku membuat ku lupa perbedaan kita

aku ingin bicara padamu tapi aku takut kau malas mendengar celoteh ku

semua itu krna aku ingin mengatakan betapa aku merindukan kau dan semangat mu

namun aku masih saja takut
semua itu smakin menyesak dada
hingga aku takut
takut semua itu dosa
takut tuhanku marah

takut tuhanku murka padaku
krna merindukan insan yang tak semestiny

namun apa dayaku
aku terlalu lemah
kakiku terkulai lagi terdiam

ketika ku tahu kau selalu ada dimana pun
disudut kamar ku,bacaan ku,bahkan alam fikirku

akhirnya ku sadari aku harus bangkit
bantu aku menghapus dosa ku
krna kau yang membuat dosa-dosa itu. . .

Prgilah semua itu
krna dengan itu aku tak bisa berdiri tegak. . . .

Bloggerperempuan

Blogger Perempuan
 
Catatan Si Butet Blog Design by Ipietoon