Sobat,kenapa kamu g mau atau g pernah ngaji sih??

Sobat,kenapa kamu g mau atau g pernah ngaji sih??
Ngajiii.....ayooo sypa dsisini yang ga' pande ngajii to jarang ngaji???/
ngaji yukk...hmm guys,kali ini topik kita tentang ngaji,gimana sih dan masih ingat ga' sih kamu nagji kamu pertama kali..

Dizaman yang teknologi seraba modren in seharusnya membuat kita lebih gampang untuk belajar membaca.mmenghafal dan memahami ayat-ayat Al-quran. But,do you know banyak dianatar teman-teman kita yang mengaku islam dan sudah aqhil baliq tak pandai membaca Al-quran,bahkan mereka tak mengenal huruf hijaiyah..

alasan mereka ya bermacam-macam
1. Alasan Klasik (sibuk)
"aq sibuk",hmm alasan sibuk seperti inibanyak sekali dipakai anak muda zaman sekarang,padahal sibuk mereka tak menentu,ya sibuk tak menghasilkan. Kalau dihitung-hitung nih ya,,jika kita menghabiskan 1 halaman sajatuk baca Al-quran hanya menghabiskan waktu kira-kira 30 menit saja..dibandingkan dengan kerjaan bermain kamu.

2.g Da Al-quran
waduh kkalau sempat nih jadi alasan kebablasan bangat ia, masa ditempat ia tinggal tidak ada al-quran.. wowww its no reason jadi ketahuan deh kalo islamnya islam KTP. Sedangkan dalam islam kan sangat diharuskan adanya Al-quran dimana pun kita tinggal.
Hmmm kalo g salah ada sabdanya kan kalo tidak salah "sesungguhnya rumah yang ternag itu adalah rumah yang didalamnnya terdapat Al-quran dan sang pemilik mebacanya setiap saat" (yaa g tahu pasti,tapi seperti itulah intinya)

3. gak kenal Al-quran/huruf hijaiyah
wauh bahaya ini kalo ndak kelan huruh hijaiyah..alasannya karena dari kecil g pernah diajarin ngaji,,waduh kalau yg ini yg dosa siapa ia?ornag tuanya atau anaknya??

so guys alasan yang sering didengar tapi g relevan dengan kecanggihan teknologi sekrang..
hmm ato masih ada alasan yang g penting g ingin kalian bilang ayo
ayoo mulai jujr sekarang lasan apa lagi ayooo??

Kebutuhan remaja masalah & Konsekuensinya

Kebutuhan remaja masalah & Konsekuensinya
Manusia senantiasa mengalami pertumbuhan dan perkembangan.Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagi hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak sehat,dalam perjalanan waktu tertentu.

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN REMAJA
Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa.Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan,baik fisik maupun psikis.Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik,dimana tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula orang dewasa.Pada periode ini pula remaja berubah secara kognitif dan mulai mampu berfikir abstrak seperti orang dewasa.Pada periode ini pula remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam ragka menjalankan peran sosoialnya yang baru sebagai orang dewasa.(Clarke-Sweart & Friedman, 1987;Ingersoll, 1989)

Sedangkan menurut Hall (dalam Liebert dan kawan-kawan, 1974:478) memandang bahwa masa remaja ini sebagai masa “storm and strees”.Ia menyatakan bahwa selama masa remaja banyak masalah yang dihadapi karena remaja itu berupaya menemukan jati dirinya (identitasnya)—kebutuhan aktualisasi diri.Usaha penemuan jati diri remaja dilakukan dengan berbagai pendekatan,agar ia dapat mengaktualisasi diri secara baik.Aktualisasi diri merupakan bentuk kebutuhan untuk mewujudkan jati dirinya.Beberpa jenis kebutuhan remaja dapat dklasifikasikan menjadi beberapa kelompok kebutuhan,yaitu:
a) Kebutuhan organik,yaitu mkan,minum,bernafas,seks;
b) Kebutuhan emosional,yaitu kebutuhan untuk menndapatkan simpati dan pengakuan dari pihak lain,dikenal dengan n’ Aff;
c) Kebutuhan berperstasi atau need of achievement (yang dikenla dengan n’Ach),yang berkembang karena didorong untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dan sekaligus menunjukkan kemampuan psikofisis; dan
d) Kebutuhan untuk mempertahankan diri dan mengembangkan jenis.

Pertumbuhan fisik dan perkembangan social-psikologis di masa remaja pada dasarnya merupakan kelanjutan,yang dapat diartikan penyempurnaan,proses pertumbuhan dan perkembangan dari proses sebelumnya.Seperti halnya pertumbuhan fisik yang ditandai dengan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder merupakan masa awal remaja sebagai indicator menuju tingkat kematangan fungsi seksual seseorang.Sekalipun diakui bahwa kebutuhan fisik dan kebutuhan social psikologis yang menonjol.Bahwa antara kebutuhan keduanya (fisik dan psikologis)saling terkait. Sebagai contoh,”makan”adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan fisik akan tetapi pada jenjang remaja “makan dilakukan bersama orang tertentu –orang lain”,”makan dengan mengikuti aturan atau norma”yang berlaku di dalam budaya kehidupan masyarakat merupakan kebutuhan yang tidak hanya dikelompokkan sebagai kebutuhan fisik semata.

Selain perubahan yang terjadi dalam diri remaja,terdapat pula perubuhan dalam lingkungan seperti sikap orang tua atau anggota keluarga lain,guru teman sebaya,maupun masyarakat pada umumnya.Kondisi ini merupakan reaksi terhadap pertumbuhan remaja.Remaja dituntut untuk mampu menampilkan tingkah laku yang dianggap pantas atau sesuai bagi orang-orang seusianya.Adanya perubahan baik di dalam maupun di luar dirinya itu membuat kebutuhan remaja semakin menungkat terutama kebutuhan social dan kebutuhan psikologisnya.Untuk memenuhi kebutuhan tersebut memperluas lingkungan social diluar lingkungan keluarga,seperti lingkungan teman sebaya dan lingkungan masyarakat lainnya.
Disamping itu remaja membutuhkan pengakuan dan kemampuannya,yang menurut Maslow kebutuhan ini disebut kebutuhan penghargaan.Ramaja membutuhkan penghargaan dan pengakuan bahwa ia (mereka)telah mampu berdiri sendiri mampu melaksanakan tugas-tugas seperti yang dilakukan oleh orang dewasa,dan dapat bertanggung jawab atas sikap dan perbuatan yang dikerjakannya.

Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian,yaitu sebagai berikut:
Masa remaja awal ( 12-15 tahun)
Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua.
Masa remaja pertenghan ( 15-18 tahun)
Masa ini di tandai dengan berkembangnya kemampuan berfikir yang baru.
Masa remaja akhir ( 19-22 tahun)
Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa.(Konopka, 1973 dalam pikunas,1976;inggersoll 1989)

MASALAH DAN KONSEKUENSINYA
Beberapa masalah yang dihadapi remaja sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhannya yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Upaya untuk dapat megubah sikap dan prilaku kekanak-kanakan menjadi sikap dan prilaku orang dewasa,tidak semuanya dapat dengan mudah dicapai baik oleh remaja laki-laki maupun perempuan.Kegagalan dalam mengatasi ketidakpuasan ini dapat mengakibatkan menurunnya harga diri,dan akibat lebih lanjut menjadikan remaja bersikap keras dan agresif atau sebaliknya tidak percaya diri,pendiam,atau kurang harga diri.

2) Seringkali para remaja mengalami kesulitan untuk menerima perubahan-perubahan fisiknya.Hanya sedikit remaja yang merasa puas dengan tubuhnya.Hal ini disebabkan pertumbuhan tubuhnya dirasa kurang serasi.Ketidakserasian proporsi tubuh ini sering menimbulkan keganjalan,Karena ia (mereka) sulit untuk mendapatkan pakaian yang pantas,juga hal itu tampak pada gerakan atau prilaku ynag kelihatannya wagu dan tidak puas.

3) Perkembangan fungsi seks pada masa ini dapat meinbulkan kebinggungan remaja untuk memahaminya,sehingga sering terjadi salah tingkah dan prilaku yang menentang norma.Pandanganya terhadap sebaya lain jenis kelamin dapat menimbulkan kesulitan dalam pergaulan 

4) Dalam memasuki kehudupan bermasyrakat,remaja yang terlalu mendambakan kemandirian,dalam arti menilai dirinya cukup mampu untuk mengatasi problema kehidupan,kebanyakan akan menghadapi berbgai masalah,terutama masalah penyesuaian emosional,seperti over acting ,lancing,dan semacamnya.

5) Harapan-harapan untuk dapat berdiri sendiri dan untukhidup mandiri secara social ekonomis akan berkaitan dengan berbagai masalah untuk menetapkan pilihan jenis pekerjaan dan jenis pendidikan.Penyesuaian social merupakan salah satu yang sangat sulit dihadapi oleh remaja karena mereka juga harus menghadapi norma baru dalam kehidupan sebaya remaja dan kuatnya pengaruh kelompok sebaya.

6) Berbagai norma dan nilai yang berlaku didalam hidup masyarakat merupakan masalah tersendiri bagi remaja.Dalam hal ini remaja menghadapi perbedaan nilai dan norma kehidupan.Seringkali perbedaan norma yang berlaku dan norma ynag dianutnya menimbulkan prilaku yang menyebabkan dirinya dikatakan “nakal”

USAHA-USAHA PEMENUHAN KEBUTUHAN REMAJA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENYELENGGARA PENDIDIKAN
Pemenuhan kebutuhan fisik atau organic merupakan tugas pokok.Kebutuhan ini harus dipenuhi,Karena hal ini merupakan kebutuhan untuk mempertahankan kehidupannya agar tetap tegar (survival).Kebutuhan ini sangat dipengaruhi oleh factor ekonomi,terutama ekonomi keluarga.Akibat tidak tepenuhinya kebutuhan fisik ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan pribadi dan perkembangan psikososial seorang individu.

Lerner & Hultsch, 1983; 318-320) menguraikan secara ringkas tentang proses perubahan dan interaksi antara beberapa aspek yakni:
a Perubahan fisik
b Perubahan emosionalitas
c Perubahan kognitif
d Implikasi psikososial
Menurut Jhon Hill (1983),terdapat tiga komponen dasar dalam membahas periode remaja yaitu:
a Perubahan fundamental
b Transisi kognitif
c Transisi social
d Konteks dari remaja
e Perkembangan psikososial
Kebutuhan seksual secara umum dimulai pada masa remaja,kebutuhan untuk memecahkan maslah nilai-nilai social dan moral terjadi pada masa kini.(Henderson an Dweck, 1990)

Khusus kebutuhan seksual,yang hal ini juga merupakan kebutuhan fisik remaja,usaha pemenuhannya harus mendapat perhatian khusus dari ornag tua terutama ibu.Orang tua harus cukup tanggap dan waspada serta secara dini menjelesakan dan memberi pengertian arti dan fungsi kehidupan seksual(terutama wanita) dan arti seksual dalam kehidupan secara luas.

Pendidikan seksual disekolah terutama didalam lingkungan keluarga harus mendapat perhatian.Program bimbingn keluarga,dan bimbingan perkawainan dapat dilakukan secara periodik oleh setiap organisasi ibu-ibu dan organisai wanita pada umumnya.Sekolah sekai-sekali perlu mendatangkan ahli atau dokter untuk memberikan ceramah-penjelasan tentang masalah-masalah remaja,khususnya masalah seksual.

Untuk mengembangkan kemampuan hidup bermasyarakat dan mengenalkan berbagai norma social amat penting dikembangkan kelompok-kelompok remaja untuk berbagai urusan,seperti kelompok olahraga,kelompok seni dan musik,kelompok koprasi,kelompok belajar dan semacamnya.

Rintisan MPMBS

Rintisan MPMBS

RINTISAN MPMBS

A. PENDAHULUAN
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) merupakan pola baru dalam pembinaan sekolah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Progaram Pembangunan Nasional menyebutkan bahwa salah satu tujuan pembinaan sekolah mulai dari pra sekolah sampai sekolah menengah adalah terselengranya manajemen yang berbasis sekolah dam masyarakat (school/ community based education). Sehingga MPMBS akan menjadi pola pembinaan sekolah secara masa depan.

Berdasarkan dari pemikiran tersebut pada tahap awal dilakukan suatu rintisan disejumlah SLTPN dan SMUN.Rencana MPMBS ini betujuan untuk menemukan model MPMBS yang paling cocok dengan kondisi Indonesia seklaigus menjadi wahana sosisalisasi. Diharapkan dengan cara seperti ini masyarakat khsusnya kalangan kependidikan akan siap menerima pola baru dalam pembinaan sekolah dan dilain pihak akan ditemukan model yang cocok dengan kondisi Indonesia.

B. KEGIATAN PADA TAHAP RINTISAN

Secara garis besar dalam tahap rintisan ini terdiri dari dua program, yaitu (1) sosialisasi (2) Rintisan MPMBS.

1. Sosialisasi

Program sosialisai ini dilakukan melalui serangkaian pertemuan , diskusi, workshop, dan penyebarluasan berbagai dokumen, yaitu ;

a) Peyampaian infromasi kepada Kepala Kantor Wilayah Depdiknasa Proponsi, yang dilakukan pada forum rapat kerja maupun pada forum sejenissnya.

b) Workshop dengan kepala bidang Dikmenum dan koordinator pengawas propinsi , dengan acara membahsa serta menyempurnakan naskah konsep MPMBS maupun mekanisme pelaksanaanya.

c) Workshop dengan kepala Kantor Departeman Pendidikan Kabupaten/Kota dan Koordinatar pengawas Kabupaten/kota dengan acara membahas naskah konsep MPMBS, panduan penyusunan proposal dan monotoring pelaksanaanya.

d) Penerbitan dokumen MPMBS yang terdiri atas buku tentang konsep dan pelaksaan MPMBS panduan Pemilihan sekolah calon Peserta Program Rintisan MPMBS , Panduan Monottoring dan Evaluasi Pelaksanan MPMMBS disekolah.

e) Saat ini mulai dirintis pembuatan home page yang memuat perkembangan rintisan MPMBS sehingga informasi tersebut dapat dibaca oleh berbagai kalangan secara luas

Mengingat MPMBS akan menjadi pola pembinaan sekolah dimasa datang maka sosialisasi perlu terus dilakukan melalui berbagai media, dengan sasaran akhir semua jajaran pendidik baik dibirokrasi , sekolah, pemerhati pendidikan, maupun masyarakat memahami konsep MPMBS . Jika tujuan seperti itu dapat dicapai, diharapkan sekolah akan terdorong untuk melaksanakan MPMBS, walaupun mungkin belum terpillih sebagai sekolah rintisan.

2. Rintisan MPMBS disekolah
Tahap rintisan dimulai pada tahun pelajaran 1998/1999 didelapan (8) SMUN. Sekolah-seklah tersebut dipilih dengan kriteria : sekolah dengan katagori menegah dan sedang berkembang secara baik. Kegiatan yang dilakukan oleh sekolah tersebut adalah mencermati apa saja upaya sekolah dalam meningkatkan mutu dan mengembangkan diri. Pada saat yang bersamaan dilakukan upaya untuk mendorong dan membantu sekolah tersebut dalam menemukan cara meningkatkaan mutu, berdasarkan potensi yang dimiliki atau ada dilingkungan sekitarnya, serta sesuai dengan kebutuhan siswa.

Pada tahun 1999/2000 rintisan melibatkan 140 SMUN dan 248 SLTPN dari seluruh propinsi Indonesia. Kegiatan rintisan pada tahun 1999/2000 terdiri dari : (a) pemilihan sekolah peserta program rintisan, (b) pelatihan kepala sekolah, (c) sekolah menyusun proposal yang dievaluasi oleh tim direktorat, (d) seklah melaksanakan MPMBS serta (e) monotoring dan evaluasi.

Sekolah rintisan MPMBS dipilih langsung oleh Direktorat Dikmenum berdasarkan data Dit.Dikmenum kepala seklah yang terpilih dipanggil untuk mengikuti suatu workshop yang berisi pemahaman konsep MPMBS dan penyusunan proposal yang berisi program peningkatan mutu berdasarkan konsep MPMBS. Proposal tersebut selanjutnya didiskusikan dengan pihak sekolah dan setelah disempurnakan dikirim untuk dievaluasi oleh tim Dit. Dikmenum dan kemudian sekolah melaksanakannya

Monotoring dan evaluasi dilakukan secara kerjasama antara tim dari Direktorat Dikmenum, Kanwil dan Kandep. Hasil monotoring dan evaluasi tersebut dikirm ke Direktorat dan diolah untuk mengetahui perkembangan dan pelaksanaan MPMBS di sekoalh, sekaligus untuk bahan penyempurnaanya modelnya.
Pada tahun 2000/2001 pemilihan sekolah dilakukan secfara bertahap. Direktorat Dikmenum menentukan alokasi jumlah sekolah untuk setiap propinsi berdasarkan angggaran yang ada serta proposi jumlah sekolah di tiap propinsi serta menentukan kriteria untuk pemiliahn sekolah.

Sebelum pemilihan sekolah berjalan, dilaksanakan workshop bagi Kepala kadep/Kanin Depdiknas Kabupaten /Kota dan Koordinator pengawas dikabupaten/kota.workshop tersebut dimaskudkan untuk menyamakan presepsi tentang bagaimana cara memilih sekolah, cara menyusun proposal , dan cara melakukan monotoring dan evaluasi.

Workshop untuk peserta rintisan MPMBS tahun 2000/2001 diikuuti oleh kepala sekolah dan kepala BP3. Sebelum mengikuti workshop diharapkan agar kepsek dan kepala BP3 dilatih oleh Kandep Diknas kabupaten/kotatentang konsep MPMBS dan cara menyusun proposan yang berisi program sekolah yang diajukan untuk rintisan MPMBS.

Selama workshop program kerja akan dibahas bersama tim ahli dari Dikmenum kemudian disempurnakan. Program yang telah dibahas dikembalikan untuk dibahs bersama oleh sekolah bersama stake holders ( guru, tata usaha, wakil siswa, wakil orang tua,dan tokoh masyarakat)dan akhirnya disahkan menjadai program sekolah.

Selama pelaksanan program MPMBS di sekolah dilakukan monotoring dan evaluasi yang dilaksanakn oleh Kandep/Kanwil. Hal ini sesuai dengan prinsip bahwa MPMBS pada dasarnya bbagian dari kegiatan sekolah. Berdasarkan hasil monotoring dna evaluasi tersebut, Kandep Depdikans Kabupaten/kodya menyusun laporan.

Peserta rintisan pada tahun 1999/2000 telah memasuki tahun kedua pada tahun pelajaran 2000/2001 sehingga sudah dilakukannya pada waktunya dilakukan monotoring dan evaluasi secara komperesif . monotoring dan evaluasi untuk peserta rintisan MPMBS angkatan pertama tidak hany melihat proses tetapi juga hasil. Artinya apakah rintisan MPMBS berjalan seperti yang diaharapkan dan aapakh sasaran yang diajukan pda proposal tercapai.dan apakah selam dua tahun telah terjadi perubahsan yang signifikan terhadap lima aspek pokok MPMBS yaitu ; keterbukaan, kerjasama, kemandirian , akuntabilitas, dan sustainibilitas. Untuk itu dilakukan monotoring dan evaluasi oleh tim Independen sebagi external evaluator. Hasilnya dapat digunakna untuk mengambil keputusan, pakah pada rintisan pada sekolah tersebut layak utnuk diteruskan atau harus dihentikan.

Tahun pelajaran 2001/2002 adalah tahun yang bersamaan dengna dimulainya desentralisasi pendidikan. Oleh karena itu program rintisan MPMBS juga harus di sesuaikan. Saat ini panduan MPMBS edisi ketiga telah digandakan dan akan segera didistribusikan ke propinsi Kabupaten/kota,. Tahapan pemilihan sekolah workshop dan seterusnya kni sedang dipersiapkan.

C. KEUANGAN
SLTP dan SMUN yang terpilih sebagai rintisan MPMBS tahap I dan tahp ke II mendapatkan dana bantuan oprasional manajemen mutu (BOMM). Dana bantuan tersebut dimaksudkan sebagai ‘ dana pancingan’ agar sekolah mampu mencari terobosan untuk meningkatkan mutu pendidikan, sekaligus sebagai pancingan agar seklah lebih mampu menggali partisipasi masyarakat. Paritsipasi ini tidak hany terbatas pada dana tetapi juga keahlian, fasilitas, pemikiran, da sebagainya.

Penyampaian dana BOMM kesekolah yang berhak menerimya dilakukan denag cara dikirim langsung dari Dit.Dikmenum melalui transfer bank. Untuk keperluan tersebut disyaratkan agar menggunakan rekening atas nama sekolah (sebagai lembaga) dan tidak diperbolehkan menggunakan rekening atas nama pribadi karena dana BOMM adalah dana negara.

Hal yang membedakan dalam penggunaanya adalah bahwa penggunaan atau pemanfaatan dan BOMM ditentukan sendiri oleh pihak sekolah sesuai dengan anggaran dan program yang direncanakan seperti yang tercantum dalam proposal, dana BOMM tidak dibatasi oleh waktu, artinya tidakk harus habis pada akhir tahun anggaran atau tahun ajaran. Sehingga dana BOMM tahun anggaran 1999/2000 tidak harus habis pada tanggal 31 maret 2000. Apabila masih terdapat sisa dana pada akhir tahun karena berhasil dilakukannya penghematan dan efisiensiatau jika terdapat program yang belum selesai atau batal dilaksanakan, sisa dana tersebut dapat menjadi saldo awal dana sekolah atau ‘ modal awal sekolah’ pada tahun ajaran berikutnya.

Dalam pengerjaanya prinsip efisiensi harus mendapat perhatian khusus. Hal tersebut tidak terbatas pada penggunaan dana BOMM, tetapi juga untuk seluruh sumber dana sekolah, karena untuk masa yang mendatang sekolah harus mampu mengggunakan dana secara efisien.

Pelaksanaan MPMBS di sekolah diharapkan akan didukung oleh berbagai sumber dana yaitu pengelolaan dana untuk rintisan MPMBS dilakukan secara tersebut yaitu seluruh dana yang berasl dari berbagai sumber dana yang dilibatkan dalam MPMBS ini dikelola oleh bendehara MPMBS.

Dalam skala lebih, sekolah memiliki berbgai sumber dana seperti DIK (rutin) , OPF, BP3, DBO dan sebagainya. Pengelolaan keuangan sekolah yang dilakukan secara terpadu dilaksanakn oleh I (satu) orang petugas yang bertangguang jawab, yaitu Bendahara sekolah yang dalam pelaksaan tugasnya dapat dibantu oleh petugas lainnya. Tugas utama Bendaharawan sekolah yang dilaksanakn sekolah adalah 

a) Mengkoordinasikan pengelolaan keuangan seklah secara keseleruhan yang berasal dari berbagai sumber
b) Menyelenggarakan pencatatan keuangan sekolah secara menyeluruh yang meliputi semua sumber dana yang ada ; dan
c) Membuat laporan keuangan seklah (yang meliputi keseluruhan sumber dana) dan membandingkannya dengan APBS

Bloggerperempuan

Blogger Perempuan
 
Catatan Si Butet Blog Design by Ipietoon